Angeline Katakan 'Mau' Ditawari Diasuh Gurunya
Keinginan Ni Made Sukerni untuk mengangkat Angeline (8) sebagai anak angkat pupus sudah. Sukerni adalah guru Angeline di SDN 12 Sanur, Bali.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, Putu Candra
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Keinginan Ni Made Sukerni untuk mengangkat Angeline (8) sebagai anak pupus sudah. Sukerni adalah guru Angeline di SDN 12 Sanur, Bali.
(Baca juga: Kenangan Memilukan Angeline Semasa Hidup di Mata Kepala Sekolahnya)
Ia terpukul mendengar kabar anak didiknya tewas mengenaskan, dengan luka di kepala terkena benda tumpul. Jenazah Angeline ditemukan di dekat kandang ayam di belakang rumah ibu angkatnya, Margareith, Rabu (10/5/2015).
"Sempat saya tanyakan sama Angeline, mau enggak saya asuh? Beberapa hari kemudian Angeline mengatakan mau," jelas Sukerni kepada Tribun Bali. (Baca juga: Bocah Malang Angeline Sudah Diadopsi Sejak Berumur Tiga Bulan)
Sukerni ingin mengasuh Angeline karena kasihan dengan kondisi bocah tersebut. "Dia kelihatan tidak diurus, rambutnya enggak pernah keramas. Saya tidak tega melihatnya," ujarnya.
Sehari-hari Angeline selalu berangkat sekolah berjalan kaki, begitu juga saat pulang ke rumahnya. Sukerni satu jurusan dengan Angeline. Ia sering melihat Angeline berjalan kaki ke rumahnya. (Baca juga: Suara Bocah Hilang Angeline Terdengar dari Balik Pohon Besar)
Terakhir kali Sukerni berjumpa dengan Angeline, sehari sebelum dikabarkan hilang. "Terakhir saya ketemu 15 Mei dan besoknya Angeline sudah dikabarkan hilang," ucapnya.
Guru yang mengajar pelajaran agama dan bahasa Bali mengaku keseharian Angeline tidak seperti anak kebanyakan. "Dia sering terlihat bengong sendiri, seperti tertekan kayak orang depresi," ungkapnya.