Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Kandung Angeline Tidak Cukup Uang untuk Biaya Persalinan

Maysunah, kakak ipar Hamidah mengatakan, kala itu Hamidah dan suaminya kesulitan uang untuk mengganti biaya persalinan di klinik.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ayah Kandung Angeline Tidak Cukup Uang untuk Biaya Persalinan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah siswa SD Darul Hikam berdoa sambil memegang foto Angeline di halaman Masjid Al-Ihsan Darul Hikam, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Kamis (11/6/2015). Aksi tersebut sebagi bentuk keprihatinan atas meninggalnya bocah berusia 8 tahun tersebut secara mengenaskan di Bali. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Dari cerita keluarga Hamidah, keluarga Margareith CH Megawe mengadopsi Angeline saat usianya masih tiga hari.

Maysunah, kakak ipar Hamidah mengatakan, kala itu Hamidah dan suaminya kesulitan uang untuk mengganti biaya persalinan di klinik.

Proses adopsi itu dilakukan di sebuah klinik tempat Angeline dilahirkan di Bali. Nama ibu kandung Angeline adalah Hamidah.

"Ayah kandungnya Angeline tidak cukup uang untuk membiayai persalinan istrinya saat itu," ungkapnya saat ditemui di kediamannya di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (11/6/2015).

Saat itu, Hamidah tidak saling kenal dengan keluarga angkat Angeline. Namun, kedua keluarga ini lalu bertemu di sebuah klinik di Desa Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali.

"Sepengetahuan saya, biaya yang diganti sebesar Rp 600.000. Setelah itu ada beberapa surat yang ditandatangani. Satu dipegang Hamidah dan bapak kandungnya. Satunya lagi dipegang oleh keluarga angkatnya itu," ungkapnya.

Saat itu, usia Angeline masih tiga hari sehingga dia langsung dibawa oleh keluarga barunya. Hamidah dan keluarganya dilarang untuk menemui anaknya. Bahkan, mereka juga tidak tahu bahwa bayi yang mereka beri untuk diadopsi dinamai Angeline oleh keluarga angkatnya.

Berita Rekomendasi

Saat ini, lanjut Maysunah, para kerabat Angeline berkumpul di rumah sederhana yang ditinggali lima keluarga tersebut di Banyuwangi.

Tanpa disangka, selama hidup Angeline mendapatkan perlakuan tak layak dari orangtua angkatnya. Ironisnya, hidup Angeline berakhir oleh pembunuh.

Masyunah mengaku menunggu kepastian apakah Angeline akan dimakamkan di Banyuwangi atau di Bali.

Maysunah, menuturkan baru mengetahui belakangan ini bahwa Angeline, bocah yang dilaporkan hilang sejak 16 Mei lalu dan kemudian ditemukan tewas pada Rabu (10/6/2015), adalah keponakannya.

Dia mengaku sudah mendengar ada kabar tentang hilangnya bocah bernama Angeline di Denpasar, Bali, setelah ramai diperbincangkan di sekitar tempat tinggalnya. Maysunah mengaku dirinya memang tinggal di daerah dekat rumah keluarga angkat Angeline.

"Waktu itu ramai yang bicara kalau ada anak hilang karena sering disiksa sama ibu angkatnya. Saya sempat bilang kasihan ya dan sama sekali tidak tahu kalau dia ternyata keponakan saya," ungkapnya, Kamis (11/6/2015).

Perempuan yang baru tiba di Banyuwangi dari Bali itu mengaku belum pernah sama sekali bertemu dengan Angeline. Dia baru tahu bahwa gadis itu adalah keponakannya setelah polisi datang ke Banyuwangi untuk mencari keberadaan Angeline.

"Saya ditelepon sama keluarga di sini. Kebetulan dari sembilan anak ibu mertua, empat orang kerja dan tinggal di Bali, termasuk Hamidah dan suami saya. Mereka mencari Angeline yang hilang," ujar Maysunah.(Warta Kota)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas