Banjir Lahar Dingin Karangetang, Warga Siau Mengungsi
Sedikitnya 385 warga yang bermukim di kaki Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro mengungsi, pasca banjir lahar dingin.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. MANADO - Sedikitnya 385 warga yang bermukim di kaki Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro mengungsi, pasca banjir lahar dingin.
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Sinyo Sarundajang bahkan menugaskan Kepala Dinas Sosial Sulut Star Wowor dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulut Noldy Liow untuk turun langsung memantau dampak lahar dingin, termasuk kondisi para pengungsi.
"Dari hasil pemantauan dilaporkan jalur jalan yang terkena material banjir lahar dingin masih ditutup. Pemerintah provinsi juga mengharapkan warga tidak berada di rumah yang rawan dilalui banjir lahar dingin dan menetap dulu di pengungsian," kata Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Provinsi Sulut Jemmy Kumendong, Selasa (23/6/2015).
Saat ini, warga yang mengungsi ditampung di tiga lokasi pengungsian yakni sebanyak 301 jiwa di gedung Meseum Sitaro, 24 jiwa di Gereja Siloam dan 60 jiwa ditampung di Gereja Tampungan.
Pada Kamis pekan lalu, banjir lahar dingin dari material vulkanik Karangetang telah menerjang beberapa lokasi yang berada di Bebali dan mengakibatkan dua rumah warga serta gedung milik Dinas Perhubungan Sitaro rusak.
Banjir yang mengejutkan warga tersebut terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi turun lama. Akibatnya, ruas jalan yang menghubungkan Kota Ulu sebagai pusat pemerintahan Sitaro dengan Ondong terputus, dan dipenuhi material lahar dingin.
Sebelumnya pada 7 Mei lalu, erupsi Karangetang telah memaksa warga di desa Kola-Kola harus mengungsi seluruhnya, dan sebanyak enam rumah warga di desa itu tertimbun material vulkanik. Para pengungsi erupsi Karangetang tersebut kini sebagian masih bertahan di lokasi pengungsian. ( Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol)