TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Kekuatan gempa tremor Gunung Raung terus meningkat. Rabu (1/7/2015), tercatat amplitudo gempa tremor mencapai 23 milimeter.

"Tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB terdengar berdurasi 2 sampai 3 menit. Juga turun abu tipis," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Raung di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Balok Suryadi di sela rapat koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur di Pemkab Banyuwangi, Rabu (1/7/2015).

Abu tipis itu sempat mengarah ke Banyuwangi tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas warga. Abu tipis juga sempat mengarah ke Jember (barat) dan Bondowoso (utara).

Balok menambahkan, tipe letusan Gunung Raung adalah Strombolian (low level eruption), yakni bentuk letusannya seperti kembang api dengan tremor terus menerus dan lama.

"Tetapi karena kaldera Gunung Raung yang besar maka letusannya tidak sampai terlempar jauh melainkan turun kembali ke dalam kalderanya," imbuhnya.

Meskipun begitu, pihaknya tetap menyarankan warga tidak mendaki Gunung Raung sampai sampai radius 3 Km dari puncak gunung.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim Sudarmawan mengatakan, rapat koordinasi itu melibatkan tiga BPBD, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, untuk memantapkan konsolidasi.

"Tiga kabupaten, Banyuwangi, Jember dan Bondowoso saya lihat sudah siap menghadapi letusan Gunung Raung. Masing-masing kabupaten sudah menyesuaikan dan mengupdate rencana kontijensinya (darurat). Konsolidasi tiga kabupaten juga sudah terbangun sehingga memudahkan penanganan," terang Sudarmawan.

Sejak Senin (29/6/2015) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Raung (3.332 Mdpl) naik dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).