Jokowi Datang, Aktivis Garut Tak Bisa Turun ke Jalan
Kota yang terkenal selalu ramai dengan aksi demonstrasi ini berbalik menjadi sepi saat Presiden RI Joko Widodo mengunjungi Garut, Minggu (5/7).
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Kota yang terkenal selalu ramai dengan aksi demonstrasi ini berbalik menjadi sepi saat Presiden RI Joko Widodo mengunjungi Garut, Minggu (5/7).
Bukan berarti tidak ada aksi, melainkan para mahasiswa tidak bisa menyampaikan aspirasinya dengan cara turun ke jalan, seperti biasanya.
Hal ini dialami para mahasiswa dan aktivis DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Garut, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Garut, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Garut.
Para mahasiswa dan aktivis ini hanya bisa mengeluarkan surat pernyataan mengenai Jokowi, penolakan kunjungan Jokowi ke Garut, bahkan surat cinta untuk Jokowi yang berisi tentang kritik. Mereka hanya bisa diam di kantor sekretariatnya.
Beranjak ke halaman kantornya pun mereka nampak enggan, apalagi berorasi ke jalanan seperti biasanya.
Anggota-anggota intelejen pun selalu di dekat mereka, seperti para anggota TNI dan Polri yang nampak berjaga di pos-pos dan beberapa titik jalan di perkotaan Garut.
Ketua HMI Garut, Dian Hasanudin, mengatakan terlambat memohon izin untuk menggelar aksi unjuk rasa saat kedatangan Jokowi ke Garut. Dian mengaku Polres Garut pun mengimbau supaya mereka tidak melakukan aksi ke jalanan.
"Presiden Jokowi adalah penyengsara rakyat, banyak janji-janji yang tidak ditepati ketika janji politik dulu. Sebelum menjadi presiden, beliau menggembor-gemborkan akan melakukan banyak kebijakan atau program yang pro terhadap rakyat. Namun kenyataannya hari ini janji tersebut belum terwujud," kata Dian.
Contohnya, kata Dian, Jokowi membuka pintu bagi para pekerja Tiongkok dan luar negeri untuk bekerja di Indonesia. Padahal sebelumnya, Jokowi berjanji untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia.
Kunjungan Jokowi ke Garut, katanya, hanya sebatas seremonial karena dianggap tidak membawa gagasan atau program apapun ke Garut.
Seharusnya, Jokowi datang ke daerah-daerah untuk menyelesaikan permasalahan.
Hal serupa dikatakan Korlap DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Garut, Fachrulroji Al Fitri.
GMNI Garut merasa Jokowi yang dulu tidak seperti yang sekarang. Saat dulu Jokowi lebih suka menyapa masyarakat, kini lebih suka mengeksklusifkan diri.