Memprihatinkan, Wanita Ini Tinggal di Gubuk Reyot Bersama Dua Anaknya yang Masih Balita
Sebuah gubuk berbahan kayu seluas kurang lebih dua meter persegi terlihat saat melewati perlintasan kereta api di Dusun Tapen RT 14, Argorejo, Sedayu.
Editor: Sugiyarto
Adapun sebelum gempa Bantul 2006 silam, Atun sempat merantau ke Malaysia untuk bekerja.
Di perantauan Atun bertemu Gabriel, seorang pria asal NTT dan menikah siri dengannya.
Bersama suaminya, Atun sempat tinggal di Polaman dan memiliki tiga anak.
Setelah hidup bersama sekian tahun dan tidak berhasil mengurus pernikahan secara resmi, keduanya memutuskan hidup sendiri-sendiri.
"Saya sekarang tidak dinafkahi, anak-anak juga tidak pernah dikasih duit," ujar Atun.
Atun pun kemudian ingin tinggal di rumah sendiri di bekas rumahnya dulu yang telah ambruk di Tapen. Karena kurangnya dana, Atun belum bisa membangun rumah secara permanen.
Kini baru menyisakan pondasi rumah yang belum jadi tak jauh dari gubuknya.
"Gubuknya saya bikin sendiri rencananya dulu buat dapur, pondasi ini dari bapaknya tapi kehabisan bahan belum selesai," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Atun yang kini hanya sibuk mengasuh kedua anaknya dan tidak bekerja mengandalkan bantuan makanan dan kebutuhan sehari-hari dari tetangga dan warga dusun Tapen.
"Inginnya tetap punya pekerjaan kalau nanti anak-anak sudah agak besar supaya bisa disambi," terangnya.
Kondisi tempat tinggal Atun yang dianggap kurang layak untuk membesarkan kedua anaknya juga mengundang perhatian warga Tapen untuk membantu.
Warga Tapen, menurut Atun sudah berencana membuatkan rumah yang lebih layak dengan dinding gedek usai lebaran nanti di pondasi rumah yang sebelumnya telah dibuat.
Bahkan beberapa hari yang lalu ada warga yang memberi TV, namun belum bisa digunakan karena aliran listrik yang dialirkan ke gubuknya dari rumah tetangga baru bisa digunakan untuk penerangan sebuah lampu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.