Dikonfrontir 2 Saksi, Margriet Tersenyum dan Konsisten Jawab Lupa
Ditreskrimum Polda Bali mengkonfrontir keterangan tersangka pembunuhan Engeline, Margriet Megawe dan dua orang saks
Editor: Budi Prasetyo
D
TRIBUNNEWS.COM.DENPASAR – Guna mengetahui kronologi pada hari kematian Engeline (sebelumnya disebut Angeline), penyidik Ditreskrimum Polda Bali mengkonfrontir keterangan tersangka pembunuhan Engeline, Margriet Megawe dan dua orang saksi yang tinggal di rumah ibu angkat Engeline itu, Handono dan Susiani, Rabu (8/7/2015).
Pendamping saksi dari P2TP2A Denpasar, Siti Sapura mengatakan, dalam konfrontir tersebut Margreit konsisten menjawab lupa terkait beberapa kejadian pada pagi hari dan malam hari pada hari kematian Engeline.
"Dia tidak berani membenarkan atau menyalahkan (keterangan saksi, red) tapi, Margriet katakan ‘saya ngak ingat, saya ngak tahu, dan saya lupa’," kata Siti Sapura usai mendampingi saksi di Polda Bali, Rabu (8/7/2015).
Ia mengatakan, dalam konfrontir tersebut tidak ditanyakan terkait pembunuhan, namun yang dibahas yaitu keberadaan Margriet, Agus, dan Engeline pada pukul 07.00 wita dan keberadaan ketiganya pada saat kedua saksi pulang bekerja sekitar pukul 17.00 wita.
"Ketika pulang kerja ada percakapan antara Ibu Susiani, Margreit, dan Agus. Ketika itu seolah-olah ada arahan untuk memportal Ibu Susiani agar tidak masuk ke rumah. Saat itu, Margriet memberitahu bahwa Engeline hilang," kata perempuan yang akrab disapa Ipung ini.
Ketika disampaikan Margriet bahwa Engeline hilang, Susiani sontak mengatakan bagaimana Engeline bisa hilang, padahal di rumah itu hanya ada Margriet dan Agus.
"Coba buka pintu mobil, kali aja Engeline pingsan atau tidur. Periksa semua ruangan di TKP. Namun, Margriet menjawab telah memeriksa seluruh ruangan," kata Ipung meniru ucapan Susiani ketika dikonfrontir.