Pesulap Jalanan Ini Mampu Kuliahkan Anaknya Hingga Sarjana
San Jorgen (61) alias Nur Hasan lelaki asal Purwokerto Jawa Tengah terlihat piawai memainkan kecepatan tangannya sebagai pesulap jalanan
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. DENPASAR - Malam kian larut, mengenakan baju dan celana serba hitam dengan topi mirip koboi,di Pasar Sanglah, Denpasar, Bali, Senin (20/7/2015).
Lelaki yang telah berusia setengah abad lebih tersebut bertahan hidup dengan “ngamen” dari profesi yang telah menghidupinya sejak 1982.
“Tadinya saya nungguin dari job saja kurang, ya sebulan cuma dua kali jadi terkadang saya terpaksa ngamen yang hasilnya lumayan,” jelas San Jorgen ramah.
San Jorgen mengatakan, untuk bulan Juli saja ia baru mendapatkan dua kali job di sebuah restoran di Jalan Mahendradata dan Hotel di Sanur.
“Bulan ini baru dua kali, dan itu sangat kurang sekali,” katanya.
Ia menuturkan, untuk sekali main sulap seperti di acara ulang tahun pun ia memasang tarif sebesar Rp 750 ribu selama 45 menit pertunjukan.
“Saya nawarin biasanya Rp 750 ribu, tetapi biasanya kalau dia bilang saya hanya punya duit segini ya nggak apa-apa,” terangnya.
Menurutnya, berbagai teknik sulap yang ia pelajari berasal dari seorang guru sulap yang tinggal di lingkungan kampungnya di Purwokerto.
“Dulu ada tetangga yang membuka sekolah sulap, jadi saya hanya belajar di situ kemudian mengembangkan sendiri secara otodidak seperti tehnik ilusi tadi,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk ramainya job sebagai pesulap ia dapatkan menjelang perayaan tahun baru di hotel-hotel.
“Kalau pas ramainya pasti saat tahun baru sampai berpindah-pindah,” ulasnya.
Lebih lanjut, dari profesi sulap tersebut iapun mampu menyekolahkan kedua orang anaknya hingga tingkat sarjana.
“Ya alhamdulillah, sampai saya punya cucu dua dan boleh dikatakan sampai tingkat kuliah,” ulasnya. (*)