Mengaku Wartawan, Suparman Peras Para Kepala Desa
Pria yang mengaku-ngaku dari LSM Tipikor dan wartawan ini ternyata sudah banyak memakan korban.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Batam, M Ikhsan
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - M Sukarman alias Ibrahim Zulkarnain (39) diamankan jajaran Reskrim Polsek Bunguran Timur, Natuna, Selasa (28/7/2015) sore.
Pria yang mengaku-ngaku dari LSM Tipikor dan wartawan ini ternyata sudah banyak memakan korban. Korbannya, para kepala desa (Kades) yang ada di Kecamatan Bunguran Timur Laut, seperti Desa Ceruk.
Saat mendapat laporan dari pihak desa terkait adanya aksi mencurigakan dari seseorang yang mengaku wartawan, polisi langsung bergerak.
Kapolsek Bunguran Timur, Kompol Zul Jufri mengatakan, anggotanya akhirnya mengamankan Ibrahim setelah pria itu kerap meminta uang kepada para kades yang dijumpai.
"Dia ngaku wartawan, dan menanyakan banyak hal terkait anggaran-anggaran desa. Ujung-ujungnya minta duit. Kalau tidak, dia akan mengekspos pembangunan yang tidak berjalan dan sebagainya," kata Kapolsek, kemaren.
Analisa polisi, Ibrahim mengaku berganti-ganti profesi sesuai dengan orang yang ditemuinya. Jika bertemu warga kampung, Ibrahim mengaku sebagai ahli pengobatan tradisional.
Namun kalau berjumpa pejabat daerah, kecamatan dan sebagainya, ia mengaku wartawan.
Untuk mengamankan Ibrahim, anggota Reskrim berpura-pura menghubungi Ibrahim, dengan mengatakan dari pihak desa yang ingin menemui.
Ibrahim akhirnya merespon cepat, dan akhirnya diamankan. Ia kemudian digiring ke Mapolsek Bunguran Timur.
Dari pemeriksaan ditemukan banyak kartu identitas berupa Id Card sebagai pekerja Pers dan anggota LSM.
Saat polisi menggeledah tasnya, dijumpai banyak barang lainnya, di antaranya, alat-alat perdukunan seperti tiga buah keris, minyak-minyak urut, jimat-jimat berupa kertas yang dilipat maupun dari kain, batu akik, hingga ikat pinggang yang dipenuhi jimat.
"Saya ini kerja sampingan pengobatan tradisional. Ini ilmu putih bukan ilmu hitam. Ya yang namanya orang usaha juga saya sebagai wartawan," aku Ibrahim.
Ia mengakui tidak punya surat tugas. Bahkan nama Pimred tempat medianya bekerja Ibrahim lupa.
Pria berkacamata, memakai rompi dan bergigi palsu ini sering bicara ngawur. Kadang ia mengaku dari Medan dan bermarga Lubis, kadang ia mengaku orang Jawa dan orang Dumai.
Polisi masih melakukan penyidikan lebih jauh. Ibrahim disinyalir sudah melakukan pemerasan dan penipuan para Kades.
Jika ditotal ia berhasil mengumpulkan uang Rp 1 juta lebih dari beberapa Kades yang ditemuinya. Di dompetnya, polisi menemukan uang sekitar Rp 1,2 juta.
"Kalau yang di dompet itu uang hasil saya melakukan pengobatan Pak," ujar pria yang mengaku tamat SMP ini dan baru tiga hari di Natuna.
Dari pengakuan sementara, Ibrahim meminta uang para kades dengan alasan minta bantuan.
"Ya dalam kartu pers saya itu kan, ada tulisan kalau kita dibolehkan minta bantu-bantu. Ya saya minta bantu lah ke Kades untuk duit ke Tanjungpinang habis itu mau ke Dumai. Saya dari Kalimantan sebelumnya," ujarnya.
Tidak sampai disitu, polisi juga menggeledah tempat kos Ibrahim untuk mengetahui barang-barang bawaannya.
Di rumah kos yang ada di Batu Hitam itu, hanya ada tas yang sudah lusuh yang dibawanya kemana-mana selama ini. Dalam tas itu, ada peralatan bekam, alat urut, obat-obat jamu yang nampaknya sudah lama dan kadaluwarsa.
Penyidikan Ibrahim kemudian akan dilanjutkan oleh Polres Natuna.