Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Operasi Katarak, Mbah Slamet Malah Kehilangan Matanya

Seusai jalani operasi katarak di Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi, September tahun lalu kondisi kesehatan mata mbah Slamet malah memburuk.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Operasi Katarak, Mbah Slamet Malah Kehilangan Matanya
Tribun Jateng/Puthut Dwi Putranto
Mbah Slamet Operasi Katarak 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto

TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN - Bukannya menikmati hasil yang lebih baik pasca operasi, Mbah Slamet harus menelan kenyataan pahit. Seusai jalani operasi katarak di Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi, September tahun lalu kondisi kesehatan mata mbah Slamet malah memburuk.

Warga Jalan Soponyono VII, RT 08 RW 17, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu bahkan puncaknya harus rela kehilangan mata kirinya akibat telah membusuk.

Ditemui Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) di rumahnya yang berukuran 4 x 4 meter itu, mbah Slamet mencoba menceritakan sekelumit kisah pilunya.

Mbah Slamet tinggal sebatang kara di rumah berkonstruksi kayu itu. Istrinya sudah tak lagi tinggal serumah lantaran bercerai. Kedua anaknya pun sudah hidup masing-masing usai berkeluarga.

"September 2014 saya jalani operasi katarak di Rumah Sakit Yakkum melalui BPJS. Namun setelah itu mata kiri saya malah tidak bisa melihat. Ada daging tumbuh serta terus berair. Saya sudah berulang kali kontrol di rumah sakit Yakkum melalui dokter yang mengoperasi saya. Bahkan ujung-ujungnya mata membengkak dan mengeluarkan nanah," terang kakek enam cucu ini, Rabu (5/8/2015) siang.

Mbah Slamet yang tak tahan dengan kondisinya itu kemudian berupaya pindah penanganan di RSUD Purwodadi. Dari pihak Dokter RSUD Purwodadi, dia disarankan untuk dirujuk ke RS Karyadi Semarang.

"Pada Juli 2015 saya jalani operasi mata di Rumah Sakit Karyadi. Mata kiri saya diangkat karena syaraf mata rusak," tutur Mbah Slamet.

Kini mbah Slamet tak bisa berbuat banyak. Penglihatannya sudah tak sesempurna dulu lantaran sebelah matanya sudah diangkat. Mbah Slamet tak habis pikir, operasi katarak yang dia jalani malah berujung tragis.

"Saya hanya ingin menuntut keadilan dari pihak medis yang pertama kali menangani operasi katarak saya yakni dokter di RS Yakkum. Mengapa usai operasi bukannya membaik malah semakin parah. Bahkan saat kontrol jawabannya sulit saya mengerti. Saya ini orang kecil tak bisa berbuat banyak," imbuh Mbah Slamet.

Sementara Humas RS Panti Rahayu Yakkum, Yoyok, mengatakan, pihaknya berjanji akan menyampaikan permasalahan ini kepada pihak medis yang menangani operasi katarak Mbah Slamet.

"Kami akan sampaikan kepada Bu Ratna karena dia tugasnya Selasa dan Jumat. Terima kasih atas informasinya," kata Yoyok.


Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas