Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dari Hasil Pengumpulan Dana, Ibu Kandung Engeline Hanya Kebagian Rp 300 Ribu

Hamidah kini harus menerima kenyataan dana suka rela yang dikumpulkan warga yang peduli atas kematian anaknya pun menguap

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Dari Hasil Pengumpulan Dana, Ibu Kandung Engeline Hanya Kebagian Rp 300 Ribu
KOMPAS.com/SRI LESTARI
Hamidah didampingi P2TP2A tiba di RS. Sanglah 

TRIBUNNEWS.COM.DENPASAR - Sungguh miris nasib keluarga Engeline (sebelumnya disebut Angeline).

Setelah kehilangan anaknya, Hamidah kini harus menerima kenyataan dana suka rela yang dikumpulkan warga yang peduli atas kematian anaknya pun menguap begitu saja.

Pendamping Hamidah dari P2TP2A Denpasar, Siti Sapura, kepada wartawan, Rabu (5/8/2015) mengatakan, ia mendapat informasi dari Hamidah dana suka rela yang dikumpulkan sejak 18 Juni 2015 hingga saat ini berjumlah sekitar Rp 30 juta.

Namun tidak semuanya diberikan kepada ibu kandung Engeline itu.

"Kalau pengumpulan dana sampai tanggal 17 Juni 2015 itu sudah diterima sebesar Rp 16.800.000. Uang itu kita hitung bersama di penginapan," ucap perempuan yang akrab disapa Ipung ini.

Ia mengatakan, pada 24 Juni 2015 dirinya bersama Hamidah dan mantan suaminya, Rosyidik, mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Margriet di Jalan Sedap Malam No 26 Denpasar.

Ketika itu, Hamidah ingin mengambil hasil pengumpulan dana tersebut untuk keperluan upacara 40 hari kematian Engeline.

Berita Rekomendasi

Namun, beberapa anggota polisi di TKP memberitahu bahwa Ketua Unit Reaksi Cepat Komnas PA, Naomi, berpesan agar tidak satu pun yang boleh mengambil dana itu kecuali dirinya.

Hamidah pun menelepon Naomi untuk mengkonfirmasi penjelasan anggota polisi itu.

"Iya uangnya ada di saya. Jumlahnya sekitar Rp 30 jutaan dan bonekanya ada tiga karung. Nanti kita akan serahkan secara simbolis oleh Ketua Komnas PA pada hari anak," kata Ipung menirukan pernyataan Naomi.

Pada peringatan hari anak 23 Juli 2015 lalu Naomi mendatangi Hamidah di Banyuwangi.

Saat itu, Naomi hanya menyerahkan uang sebesar Rp 300 ribu.

"Uang yang diberikan itu pecahan seribu, dua ribu, dan lima ribuan. Ada juga boneka-boneka kecil," imbuh Ipung.

Ia mengatakan, ketika itu Hamidah pun kaget.

lalu menanyakan pada Naomi dana suka rela sebesar Rp 30 juta.

Namun, Naomi tidak menanggapi pertanyaan tersebut.

"Naomi bilang sama ibu Hamidah, jangankan uang, kantor (Komnas PA, red) saja terbakar," ucap Ipung menirukan pernyataan Naomi pada Hamidah.

Ia mengungkapkan, setelah pihaknya mendapatkan informasi bahwa dana suka rela itu tidak diberikan pada Hamidah, pihaknya langsung berkoordinasi dengan ketua kuasa hukum Hamidah.

Kuasa hukum pun telah menanyakan pada Naomi, namun wanita itu meminta kuasa hukum tidak mencampuri urusan tersebut.

Menurut Naomi dana tersebut bukan diperuntukkan bagi Hamidah.

Menanggapi informasi tersebut, Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan, dirinya belum pernah mendapatkan informasi bahwa dirinya diminta menyerahkan dana suka rela tersebut pada Hamidah.

Saya tidak tahu dan tidak ada hubungannya dengan saya," tegas Arist.

Dirinya pun mengaku kaget bahwa dana suka rela yang diberikan Naomi kepada Hamidah hanya Rp 300 ribu.

"Tidak mungkin bantuan kemanusiaan hanya Rp 300 ribu," tandas Arist.

Ia menegaskan, pengumpulan dana tersebut tidak ada kaitannya dengan Komnas PA secara organisasi.

Pihaknya tidak pernah mengumpulkan bahkan menyimpan uang hasil pengumpulan dana tersebut.

"Kita tidak pernah mengumpulkan dan menyimpan uang. Ini perlu saya tegaskan," ucap Aris.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih berkonsentrasi membangun monumen Engeline di Jalan Sedap Malam Denpasar.

Sementara Naomi yang coba dikonfirmasi tak bisa dihubungi.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas