Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jatim Terancam Krisis Air

Sumber mata air di Jatim mulai habis. Kondisi ini makin parah saat musim kemarau dan dampak alih fungsi lahan resapan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Jatim Terancam Krisis Air
Tribun Jateng
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sumber mata air di Jatim mulai habis. Kondisi ini makin parah saat musim kemarau dan dampak alih fungsi lahan resapan yang membuat sumber mata air mengering.

Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, makin berkurang drastisnya sumber mata air terlihat di mata air Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Brantas yang ada di Desa Sumber Brantas, Kota Batu.

Saat ini, dari 102 sumber mata air yang ada, hanya tersisa 57 sumber saja.

Jika kondisi tersebut terus dibiarkan maka akan berbahaya dan dapat mengikis semua sumber mata air yang ada.

"Makanya penyelamatan dan konservasi harus dilakukan secepatnya agar sumber air tidak sampai rusak dan mengering,” tegasnya, Kamis (20/8/2015).

Menurut Pakde Karwo, Pemerintah sedianya melakukan konservasi di Sumber Brantas dengan cara ditanami pohon kolang kaling.

Untuk mendukung program itu, lahan seluas 100 hektare akan dibebaskan pemerintah. "Tapi akhirnya tak bisa karena digunakan warga untuk lahan pertanian," terangnya.

Berita Rekomendasi

Padahal jika ditanami pohon Kolang Kaling akan sangat bagus karena pohon jenis ini sangat bagus untuk konservasi.

"Beda dengan sawit yang menghabiskan air dan merusak unsur hara pada tanah. Kolang kaling lebih banyak menyimpan air,” imbuh Pakde yang juga mantan Sekdaprov Jatim ini.

Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani menambahkan, dengan berkurangnya jumlah air di DAS Brantas maka otomatis berdampak pada penurunan kualitas air. "Jika sumber berkurang maka debit air juga akan turun," katanya.

Kondisi tersebut diperparah dengan makin meningkatnya jumlah pencemaran air sungai dari limbah rumah tangga, pabrik, atau pertanian yang juga memicu terjadinya penurunan kualitas air.

Jika air yang dihasilkan sedikit dan mengalir terlalu lama melintasi banyak daerah, ditambah pencemaran dari limbah, maka air bisa cepat kotor. "Makanya upaya konservasi hutan lindung di Sumber Brantas harus segera dilakukan," tegas Rochani.

Jika hal itu tidak segera dilakukan, maka dalam beberapa tahun ke depan krisis air di Kali Brantas akan terjadi.

Kawasan hutan di sepanjang DAS Brantas melintasi 16 Kabupaten/Kota mencapai sekitar 1,5 juta hektar.

Sesuai ketetapan UU Nomor 26/2002 tentang Tata Ruang, dari total hutan di DAS idealnya minimal terdapat 30 persen berupa hutan lindung. DAS Brantas mestinya terdapat minimal 450.000 hektar hutan lindung.

Tapi fakta di lapangan menunjukkan luas hutan lindung di DAS Brantas yang tersisa saat ini hanya sekitar 3,42 persen saja atau sekitar 60.000 hektar.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas