Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Menabung 14 Tahun, Tukang Pijat dari Jobang Ini akkhirnya Naik Haji

Sofyan (82) warga Jombang, tukang pijat yang benar-benar mampu mewujudkan mimpinya menunaikan rukun islam kelima.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Setelah Menabung 14 Tahun, Tukang Pijat dari Jobang Ini akkhirnya Naik Haji
surya/sutono
Sofyan menjajal seragam calon jemaah haji yang dibagikan oleh Kemenag Jombang. 

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG- Jika di televisi ada sinetron berjudul ‘Tukang Bubur Naik Haji’, di Jombang ada tukang pijat naik haji.

Bedanya, tukang bubur naik haji yang disiarkan di televisi hanyalah cerita fiksi. Sedangkan tukang pijat naik haji yang berada di Jombang merupakan fakta.

Adalah Sofyan (82), warga Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, tukang pijat yang benar-benar mampu mewujudkan mimpinya menunaikan rukun islam kelima.

Sofyan yang akrab disapa Mbah Sofyan ini berangkat ke tanah suci bersama ribuan CJH (calon jamaah haji) asal Kabupaten Jombang lainnya, Kamis (28/8/2015) pagi.

Mbah Sofyan bisa mewujudkan niatnya menyempurnakan Rukun Islam yang kelima dalam kurun waktu sekitar 14 tahun.

Kakek dengan empat anak dan 10 orang cucu menyisihkan hasil dari memeras keringatnya sebagai penjual sabit dan tukang pijat untuk mengangsur uang muka ongkos naik haji (ONH).

"Saya mengangsur ONH selama 14 tahun. Alhamdulillah besok berangkat ke tanah suci Mekkah," kata Sofyan, ditemui di rumahnya yang sederhana, Rabu (26/8/2015).

Berita Rekomendasi

Mbah Sofyan yang sehari-hari bukan petani meskipun tinggal di desa. Pagi hingga siang hari dia menghabiskan waktunya untuk menjajakan sabit di permukiman desa-desa dekat Kompleks Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah (PPSS) Tebuireng.

Sedangkan sore hingga malam hari, dia menjual jasa sebagai sebagai tukang pijat. Dua ‘profesi’ yang sudah disandang selama 25 tahun ini dijalani Mbah Sofyan dengan berbagai suka dan duka.

Adakalanya, dalam sehari tak ada satu pun sabitnya yang laku. Namun anehnya, pada saat siang tak ada sabit yang laku itu, malam harinya jasa sebagai tukang pijat justru banyak dibutuhkan warga.

Sehingga cukup baginya untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menabung untuk ONH.

“Meskipun pas-pasan, uang Rp 5.000 hingga Rp 10.000 saya sisihkan setiap hari untuk ditabung. Ini semua demi terlaksananya cita-cita melaksanakan haji,” tutur Mbah Sofyan.

Seperti umumnya umat muslim lainnya, pergi haji menjadi cita-cita Mbah Sofyan. Dia lantas memulai tekadnya untuk menabung demi keperluan naik haji, sejak 2011. Dia ikut program dana talangan haji di sebuah bank.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas