Pemilik Kos Tewas di Rumahnya, Hendri Menduga Kematian Ayahnya tak Wajar
Slamet Riyadi (59), warga Jl Masjid Bagandan, Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Kota Pamekasan, ditemukan tewas di ruang tamu rumahnya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Slamet Riyadi (59), warga Jl Masjid Bagandan, Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Kota Pamekasan, ditemukan tewas di ruang tamu rumahnya, Kamis (4/9/2015), sekitar pukul 20.00 WIB.
Belum diketahui pasti penyebab kematian korban, yang memiliki sejumlah rumah kos itu.
Hendri putra korban, menduga kematian ayahnya tidak wajar.
Namun tiba-tiba ketika hendak dilakukan autopsi, di RSUD Slamet Martodirdjo, Hendri berubah pikiran dan menolak ayahnya diauptopsi. Setelah Hendri membuat surat pernyataan tertulis, menolak jenazah ayahnya diautopsi, kemudian jenazah dibawa pulang ke rumah Hendri.
Menurut sumber di lokasi kejadian, sore hari sebelum meninggal, sekitar pukul 16.30 WIB warga melihat korban menyiram bunga di depan rumahnya, yang terletak di pinggir jalan dalam kondisi segar bugar, tidak ada tanda-tanda korban sakit.
Namun sekitar pukul 20.00 WIB, Sutiah (40), istri kedua korban, warga Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, berteriak histeris hingga mengagetkan warga sekitar.
Ketika warga datang, ternyata korban telentang di ruang tamu dalam kondisi tidak bergerak. Setelah diperiksa, korban diduga sudah meninggal.
Sementara Hendri, mendengar ayahnya meninggal kaget dan tidak percaya. Karena selama ini ayahnya tidak pernah mempunyai penyakit yang mengkhawatirkan.
Sebelum diatopsi, lebih dulu dilakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban. Di kepala korban terdapat luka dan berdarah yang diduga akibat terbentur.
"Nah, pada saat itulah anaknya tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk mengautopsi jenazah ayahnya," kata seorang anggota Polres Pamekasan.
Selama ini korban dengan istrinya, Sutiah yang menikah secara sirri pada 2010 lalu hanya tinggal berdua dan tidak dikaruniai anak. Sedang istri tua korban sudah lama meninggal.
Belakangan ini hampir setiap hari korban sering bertengkar dengan istrinya. Pada Januari 2013 lalu, korban bercerai dan istrinya diusir.
"Kami tidak mengerti apa yang diributkan mereka berdua. Kami risih mendengar keduanya cekcot mulut terus," kata salah seorang warga.
Kapolsek Kota, AKP Khairul Anwar, belum bisa dimintai konfirmasi, karena masih mengikuti pengajian di Polres Pamekasan, Jumat (4/9/2015).