GMNI Minta Pemerintah Transformasikan Ajaran Trisakti Bung Karno
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) harus tetap konsisten dan militan melakukan tugas-tugas organisasi yang berpihak kepada rakyat.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NTT - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) harus tetap konsisten dan militan melakukan tugas-tugas organisasi yang berpihak kepada rakyat. Melakukan tugas sejarah dalam meluruskan sejarah bangsa.
Harapan ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat menyampaikan kata sambutaan Pembukaan Kongres XIX GMNI yang berlangsung di Aula Kampus Unipa Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/9/2015).
Tjahjo membuka Kongres XIX GMNI mewakili Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
"GMNI punya tanggung jawab besar dalam meluruskan babak-babak sejarah bangsa khususnya tentang sejarah sosok dan pemikiran Bung Karno. Hal ini penting saya sampaikan karena masih ada pihak-pihak yang mengkerdilkan Bung Karno seperti oknum Widyaswara di Lemhanas. Lembaga yang dibentuk oleh Bung Karno justru mengkerdilkan pemikiran-pemikiran Bung Karno,” kata Tjahjo.
Berbicara saat pembukaan Kongres GMNI, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menyampaikan bahwa pemilihan tempat pelaksanaan Kongres XIX GMNI di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang bertema Mewujudkan Kedaulatan Maritim Indonesia Melalui Trisakti Bung Karno merupakan hal yang tepat.
"Tema Kongres GMNI sangat tepat dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur karena provinsi kepulauan. Negara maritim seperti Indonesia, harus ditopang dengan provinsi kepulauan," ucap Gubernur Frans.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Persatuan Alumni GMNI, Ahmad Basarah menyatakan bahwa GMNI adalah satu-satunya organisasi kemahasiswaan yang mampu eksis mempertahankan ajaran-ajaran Bung Karno dalam perjuangan organisasinya sejak Bung Karno diturunkan dari kekuasaan Presiden tahun 1967 lalu oleh rezim Orde Baru hingga hari ini.
Sementara Ketua Presidium GMNI, Twedy Noviady Ginting, menegaskan bahwa Kongres XIX GMNI akan menjadi momentum bagi GMNI dalam memberikan kontribusi melalui sikap politik dan rekomendasi bagi bangsa dan negara.
“Melalui pelaksanaan Kongres XIX GMNI di Maumere ini, menjadi momentum yang tepat bagi GMNI sebagai bagian dari warga bangsa untuk melakukan refleksi mendalam terhadap dinamika berbangsa dan bernegara selama lebih dari 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Apakah cita-cita kemerdekaan itu telah tercapai ataukah kita justru berada semakin jauh dari cita-cita kemerdekaan,” ujar Twedy.
“Atas nama GMNI, saya meminta kepada pemerintah untuk segera mentransformasikan Trisakti Bung Karno dalam wujud keseimbangan pembangunan antar wilayah melalui kebijakan kemandirian pangan, kemandirian energi, kemandirian keuangan, kemandirian alutsista, kemandirian teknologi, dan kemandirian industri,” ujarnya.
Kongres juga dihadiri oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang juga Alumni GMNI dan pengurus DPP PA GMNI seperti Andreas Pareira, Eva K. Sundari, Refi Wahyuni, Ugik Kurniadi dan Muspida NTT.