Mura'i Telepon akan Pulang, Ternyata Berpulang di Tengah Laut
JEMBER - Mura'i (40), Kabupaten Jember yang menjadi korban tenggelamnya kapal kayu di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia,
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Mura'i (40), Kabupaten Jember yang menjadi korban tenggelamnya kapal kayu di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, baru bekerja delapan bulan di negeri jiran itu.
Bapak dua anak itu bekerja sebagai tukang di proyek bangunan di Malaysia. Laki-laki itu tidak memiliki kontrak kerja karena tidak memiliki dokumen resmi sebagai tenaga kerja Indonesia di Malaysia.
Keluarga mengakui Mura'i tidak memiliki visa kerja. "Memang lewat belakang (istilah warga setempat untuk TKI tidak berdokumen), hanya memakai paspor, tapi izin kerjanya tidak punya," ujar H Anshori, paman Mura'i di kampungnya, RT 04 RW 14 Dusun Kasian, Desa Serut, Kecamatan Panti, 9 September 2015.
Anshori menuturkan, Rabu (2/9/2015) malam sekitar pukul 23.00 wib, Mura'i menghubungi istrinya, Sulana (35).
Anshori sempat berbicara dengan Mura'i melalui sambungan telepon itu.
"Dia bilang hendak pulang ke Indonesia. Saya hanya bilang, ya sudah, hapenya dimatikan, nanti dilacak," ujar Anshori.
Keluarga khawatir ponsel Mura'i dilacak oleh kepolisian Malaysia.
Sebab, mereka yang naik kapal nahas itu sebagian besar TKI yang tidak memiliki dokumen legal bekerja di Malaysia.
Mereka khawatir ditangkap pihak kepolisian setempat. Itu menjadi perbincangan terakhir, Anshori dengan Mura'i.
Setelah itu, ponsel Mura'i tidak bisa dihubungi. Keluarga hanya menduga ponsel sengaja dimatikan.
"Barulah Senin (7/9/2015) malam kemarin, petugas dari Disnaker Jember datang ke rumah ini dan memberitahu kabar kapal tenggelam dan salah satu korban ponakan saya ini," lanjutnya.
Keluarga masih tidak percaya. Keluarga kemudian diminta menyampaikan ciri-ciri fisik Mura'i dan akhirnya cocok dengan identitas salah satu orang yang menjadi korban meninggal dunia.
Mura'i berangkat ke Malaysia karena diajak tetangga, Fadil. Keduanya direkrut oleh seorang tekong dari Pulau Madura.
Fadil ditangkap polisi Malaysia karena menjadi TKI illegal sampai akhirnya dideportasi.