Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

28.166 Hektare Lahan Pertanian di Jawa Timur Kekeringan

Musim kemarau panjang membuat sekitar 28.166 hektare lahan pertanian di Jawa Timur mengalami kekeringan.

Editor: Y Gustaman
zoom-in 28.166 Hektare Lahan Pertanian di Jawa Timur Kekeringan
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey
Dadang (54) memeriksa lahan sawah garapannya yang mati akibat kekeringan, di Kampung Ciluncat, Desa Tegal Sumedang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jum at (11/9/2015). Hingga saat ini, sedikitnya 3.387 hektare areal pesawahan di Kabupaten Bandung, teramcam gagal panen atau puso pada musim kemarau saat ini. Paling parah terjadi di Kecamatan Baleendah seluas 385 hektare disusul Kecamatan Ciparay seluas 450 hektare. TRIBUN JABAR/Bukbis Candra Ismet Bey 

Laporan Wartawan Surya, Mujib Anwar

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Musim kemarau panjang membuat sekitar 28.166 hektare lahan pertanian di Jawa Timur mengalami kekeringan

Jumlah lahan kering tersebut dipastikan makin bertambah, karena musim kemarau masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Achmad Nurfalakhi, mengatakan hingga akhir Agustus 2015, total lahan padi yang mengalami kekeringan mencapai 28.166 hektare. Jumlah ini naik dibanding data pertengahan Juli sekitar 20.978 hektare. Dari 28.166 hektare lahan padi tersebut, yang mengalami kekeringan berat mencapai 3.361 hektare.

"Bahkan sebanyak 1.966 hektare dipastikan gagal panen atau puso," tegas Achmad, Jumat (18/9/2015).

Di lihat dari wilayah, kekeringan terbesar terjadi di Bojonegoro dengan luas lahan mencapai 10.623 hektare, lalu Tuban 2.816 hektare, dan Lamongan 2.774 hektare.

"Apalagi kalau tidak ada upaya pemberian air. Lahan padi yang mengalami gagal panen pasti akan bertambah," sambung Achmad.

Berita Rekomendasi

Dia optimistis kekeringan panjang tahun ini tidak akan berpengaruh pada target produksi pangan di Jatim. Petani dinilai sudah sadar ketika aliran air sulit, mereka langsung beralih menanam komoditas lain yang tidak memerlukan air banyak seperti semangka, garbis, kedelai, pacang ijo, ataupun kacang tunggak.

"Selain itu, optimisme kami juga didukung naiknya produktivitas padi dari 60 kuintal per hektare menjadi 62,62 kuintal per hektare," imbuh pejabat asal Lamongan ini.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas