Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Heboh Perayaan Pernikahan Gay, Gubernur Bali Akan Tertibkan "Wedding Organizer"

para event organizer (EO) dan wedding organizer (WO) harus memahami batasan yang diperbolehkan dan dilarang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Heboh Perayaan Pernikahan Gay, Gubernur Bali Akan Tertibkan
KOMPAS.COM
Foto yang menggambarkan prosesi pernikahan sejenis di Bali diunggah ke jejaring sosial dan mengundang kehebohan. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berencana untuk menertibkan para wedding organizer (WO) di Bali usai kehebohan yang diakibatkan sebuah perayaan pernikahan gay di salah satu hotel di Ubud, Gianyar, Bali pada Sabtu (12/9/2015).

Kabar menghebohkan ini semula diduga adalah pelaksanaan prosesi pernikahan namun setelah diselidiki ternyata hanya sebuah perayaan saja pasangan ini menikah di Amerika Serikat.

"Menurut saya ini harus ditertibkan. Terutama bagi WO-nya. Suasana Bali boleh saja (untuk latar perayaan) tapi jangan bawa-bawa agama. Kalau suasana Bali, ada gamelan, ada tarian, okelah, tapi jangan dong ada yang menyangkut kepercayaan kita," kata Pastika di Denpasar, Jumat (18/9/2015).

Mantan Kapolda Bali ini juga mengingatkan para event organizer (EO) dan wedding organizer (WO) harus memahami batasan yang diperbolehkan dan dilarang.

Begitupun para pemilik hotel juga harus memilah kegiatan yang bisa dilakukan di hotel mereka demi menjamin keamanan, kenyamanan dan suasana kondusif di sebuah daerah.

"EO-nya harus tahu, WO-nya harus tahu, juga pihak hotel. Kalau sekedar perayaan jangan pakai Pemangku (pemimpin ritual agama Hindu). Jangan pakai Banten (sesaji untuk ritual yang disakralkan). Apalagi penyelenggaranya orang Bali (Hindu) pastinya tahu dong, jadi sangat saya sayangkan yang di Ubud ini (perayaan perkawinan gay)," tegas Pastika.

Seperti diberitakan sebelumnya perkawinan pasangan gay ini ramai diperbincangkan di media sosial, terutama setelah sejumlah foto yang diunggah memperlihatkan sosok Pemangku dan dua gadis berpakaian khas Bali.

Berita Rekomendasi

Ternyata dalam acara itu juga dilakukan ritual "melukat" atau bersih diri yang disertai dengan Banten (sesaji) dan dilakukan dengan mengunakan ritual Hindu yang sangat disakralkan.

Hal inilah yang membuat kemarahan banyak pihak karena dinilai melanggar etika agama dan adat istiadat. Saat ini kasus tersebut masih ditangani Polda Bali.

Penulis : Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas