Sudah 352 Gurandil yang Tewas di Tambang Pongkor
Penambang yang meninggal diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya tertimbun longsor
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sebanyak 352 penambang emas liar atau gurandil tewas di areal PT Antam Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor selama hampir 17 tahun.
Siaran pers PT Antam UBPE, dari tahun 1998 hingga 2015 ini sebanyak 352 orang meninggal akibat menambang emas secara ilegal.
Sebanyak 166 orang luka berat dan 98 orang luka ringan.
Penambang yang meninggal diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya tertimbun longsor dan kehabisan oksigen saat berada di dalam lubang galian emas.
Koordinator Keamanan Area Penambangan PT Antam Pongkor, Iwan J mengatakan, para penambang liar ini memiliki berbagai cara untuk menambang emas.
Pihak Antam sendiri sebenarnya sudah melakukan berbagai usaha untuk menghentikan aktivitas penambang liar tersebut.
"Mereka kalau datang ke area sini malam hari. Kebanyalan mereka masuk melalui jalur-jalur khusus yang berbatasan dengan perkampungan warga," katanya di sela-sela kegiatan penutupan lubang galian penambangan liar emas di PT Antam, Sabtu (19/9/2015)
Posisi lubang galian yang berada di tempat-tersembunyi kata Iwan membuat aktivitas para penambang liar ini sulit untuk dideteksi.
"Mereka kerap melakukan penggalian melalui jalur yang berbeda dengan penggalian resmi. Kita juga agak kewalahan karena luas area mencapai 6.000 hektar," katanya.
Sampai saat ini kegiatan penutupan lubang galian emas ilegal masih terus dilakukan.
Ada sekitar 117 lubang galian yang ditutup, seperti di wilayah Gunung Butak sebanyak 12 lubang, di Gunung Awi sebanyak 6 lubang, di daerah Keuyeup, Geslo dan Ciguha 19 lubang, lokasi Ciurug 43 lubang, lokasi Cepu 31 lubang dan di lokasi longsoran 6 lubang.
Setelah operasi berakhir PT Antam akan melakukan penghijauan di lokasi-lokasi yang telah dirusak oleh penambang liar tersebut.
General Manager PT Antam, I Gede Gunawan mengatakan, selama sepekan pascaoperasi PT Antam akan menanami kembali lubang-lubang dan Kampung Ciguha untuk mengembalikan fungsinya seperti sediakala.
"Diharapkan, setelah kawasan tersebut hijau maka ekosistem akan kembali membaik. Terutama pencemaran Sungai Cikaniki oleh limbah mercuri," katanya.
Terkait pengamanan, pihaknya juga juga akan memasang kamera CCTV di titik-titik lokasi yang dianggap rawan penyusupan.
"Penambahan pos jaga dan pengetatan orang saat memasuki area tambang juga akan menjadi prioritas," katanya.
Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto menambahkan, pascaoperasi gabungan ini, polisi akan melakukan operasi-secara berkala dan menempatkan personel untuk mem-backup sesuai kebutuhan.
"Kita tidak berhenti sampai disini,akan terus dilakukan pengawasan dan pengamanan untuk membantu pihak Antam terhadap kegiatan para penambang liar tersebut," ujar Suyudi Ario Seto. (Soewidia Henaldi)