PT Sumber Agro Semesta dan PT Sang Hyang Seri Panen Padi Hibrida di Musim Kemarau
PT SAS yang merupakan bagian dari Artha Graha Network adalah produsen benih padi hibrida yang sejak tahun 2004 fokus dalam produksi benih padi hibri
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Di tengah ancaman kekeringan, ancaman iklim el Nino, dan serangan hama dan penyakit lainnya, perusahaan swasta dan BUMN yang bergerak dalam penyediaan benih tananam pangan nasional, berhasil melakukan panen bersama padi hibriba F1 Bernas di Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, pada hari Senin, 21 September 2015.
Kedua perusahaan tersebut adalah PT Sumber Agro Semesta (PT SAS) dan PT Sang Hyang Seri (PT SHS).
Hadir digelaran panen perdana di Subang Pejabat Kementerian Pertanian, pimpinan PT SHS, Dirut PT SAS Kusmanto Harapan, dan Komut PT SAS Babay Chalimi, serta para petani setempat.
PT. SAS yang merupakan bagian dari Artha Graha Network adalah produsen benih padi hibrida yang sejak tahun 2004 fokus dalam produksi benih padi hibrida dalam negeri.
Sedangkan PT SHS merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam penyediaan benih tanaman pangan nasional.
“Hasil panen ini betul-betul patut disyukuri, ditengah musim tanam yang memprihatinkan terbukti benih F1 Bernas tahan banting. Ini memperluas harapan bagi tercapainya kedaulatan pangan dengan kemandirian benih," ungkap Direktur Operasional PT SAS, Arviano Sahar.
Dikatakannya, teknologi benih padi hibrida dapat meningkatkan potensi hasil panen gabah lebih tinggi dari 30% dibanding benih varietas inbrida yang biasa ditanam petani.
“Bahkan potensi hasil panennya mencapai 12 ton per hektar” ujarnya.
Menurutnya, dengan konsisten memproduksi benih dalam negeri maka akan mengurangi ketergantungan benih impor sehingga kedaulatan pangan tercapai seutuhnya sesuai dengan nawacita pemerintahan Jokowi-JK.
Kerjasama produksi benih F1 Bernas di Sukamandi dilakukan di lahan PT SHS yang mempunyai luas areal persawahan sekitar 3.000 ha yang terintegrasi dengan pabrik pengolahan benih.
PT SAS mulai bergerak dalam produksi benih padi hibrida sejak tahun 2004 dirintis oleh pendiri Grup Artha Graha Tomy Winata yang pada saat itu mendorong penggunaan padi hibrida secara nasional dengan menerapkan teknologi benih padi hibrida dari Tiongkok yang didukung pemerintah Indonesia dan Tiongkok pada saat itu.
Selain memproduksi benih hibrida PT SAS juga bekerjasama dengan petani dalam budidaya padi hibrida varietas Bernas Super 2 dan varietas Prima 3 hasil produksi dalam negeri, dimana pada hari itu juga petani melaksanakan panen langsung untuk varietas Bernas Prima 3 yang mencapai hasil 10,3 ton gabah kering panen per hektar.
"Ternyata menggunakan hibrida bernas ini hasilnya alhamdullilah lebih tinggi daripada saya biasa tanam cuman 5-6 ton per hektarnya, padinya lebih berat dan umurnya genjah," jelas Ketua Gapoktan Tani Maju Cilamaya Girang, Wasim.
Untuk dapat melakukan produksi benih padi hibrida dalam negeri secara mandiri.
PT. SAS juga melakukan kegiatan riset di Tanjungan, Lampung, dan Pabuaran, Subang sehingga PT SAS mempunyai banyak koleksi plasma nutfah tetua hibrida untuk pemantapan teknologi padi hibrida nasional.