Tertangkap Warga, Pencuri di Surabaya Mengaku Butuh Biaya untuk Selamatan Calon Bayi
Tersangka pencuri rumah di Surabaya ini mengaku nekat karena butuh biaya prosesi tujuh bulanan untuk calon anaknya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Surya, Mohammad Rizal Ghurobi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - M Afandi (28), tersangka pencuri rumah di Surabaya, mengaku nekat karena butuh biaya prosesi tujuh bulanan untuk calon anaknya, Minggu (20/9/2015).
Ia nekat membobol rumah milik Cipto (45) di Jl Randu Barat I.
Namun dia tepergok warga saat hendak keluar rumah korban melalui tembok samping.
Ia mengincar rumah itu karena rekomendasi temannya, MN, yang masih buron.
Menurut rekannya itu, pemilik rumah baru saja mengelar hajatan sehingga mungkin kewaspadaan berkurang akibat kelelahan.
“Saya bingung karena butuh uang cepat sehingga ketika diajak mencuri saya mau saja. Sedangkan yang menentukan sasaran rumah teman saya, karena saya tidak paham wilayah Surabaya. Kami berboncengan motor dan saya yang disuruh masuk, alasannya tubuh saya tinggi sehingga mudah memanjat,” jelasnya.
Ia lantas memanjat tembok samping rumah yang merupakan lahan kosong.
Hanya dengan menggunakan dua potong balok kayu, tersangka masuk dan turun di tempat menjemur pakaian.
Saat di rumah, semua anggota keluarga telah tidur sehingga mudah untuk mendapatkan 3 ponsel di meja ruang tengah, 3 dompet di saku celana, dan sejumlah uang dalam laci.
“Karena takut pemilik rumah bangun, saya kemudian keluar melalui jalan ketika saya masuk tadi," ujarnya.
Setelah berhasil turun dari tembok, ternyata temannya kabur terlebih dahulu karena sebelumnya didatangi dua warga setempat.
Afandi pun mengelak sebagai teman orang yang kabur naik motor, namun tidak berkutik ketika digeledah ternyata didapati barang milik korban di sakunya.
“Mulanya tersangka mengelak jika usai membobol rumah, namun oleh anggota kami yang dihubungi warga dilakukan penggeledahan. Hasilnya kami menemukan barang-barang milik korban,“ terang AKP Yudo Haryono, Kanit Reskrim Polsek Kenjeran.
Polisi lantas ke rumah MN sebab keluarga korban juga merasa kehilangan uang Rp 4 juta.
Namun saat petugas ke rumah MN, tersangka dan barang bukti tidak ada.