Kisah Heroik Relawan Bitung Selamatkan Hewan Sekepalan Tangan Manusia dari Kebakaran
Kebakaran di Hutan Tangkoko meresahkan warga, terutama para aktivis pecinta lingkungan.
Editor: Robertus Rimawan
"Proses isolasi selain memisahkan bagian yang sudah terbakar dengan yang tidak terbakar. Kadang kami membakar kembali daun kering agar tidak terus menjalar ke areal yang belum terbakar," ujarnya.
Terpisah Hambali Mokoagouw SH, Komandan Operasional Manggala Agni BKSD Sulut menjelaskan kebakaran hutan Tangkoko terjadi mulai tanggal 5 Agustus 2015 berhenti dua hari kemduian setelah dilakukan penanganan.
Pada tanggal 7 Agustus 2015, kembali berkembang lalu padam hingga terjadi lagi 16 Agustus 2015. Malam harinya padam kemudian berlanjut hingga bulan September ini di Taman Wisata Alam (TWA) Dusudara dan Cagar Alam (CA) Tangkoko.
''Kami memperkirakan 90 persen penyebab kebakaran adalah faktor manusia. Tapi pelakunya sulit memastikannya. Ini berdasarkan yang kami lihat di lapangan. Di mana ada jerat Tikus dan Monyet. Awalnya mendapat jerat atau perangkap yang hangus terbakar sehingga kami semakin jeli melihat keberadaan jerat dan terbukti memperoleh sekitar sembilan jerat yang digunakan manusia," ujar Hambali.
Hambali mengatakan, upaya pemadaman darat bervariasi, untuk lokasi yang dekat dengan sumber air menggunakan mekanisme pakai pompa dan mobil slip on untuk yang jauh dari posisi air menggunakan peralatan tangan murni.
"Luas yang sudah terbakar keseluruhan perkiraan kasar belum di overway di petah adalah 300 hektar TWA dan CA, 60 hektar CA Duasudara, 15 hektar. TWA Batu Angus total 400 hakter untuk wilayah Bitung. Luas TWA dan CA 4300 ha," ujarnya.
Hanya imbas kebakaran Hutan Tangkoko belum terdeteksi ada Satwa yang ikut terbakar.
Beberapa hewan Tarsius dan Ular Piton telah dievakuasi.
"Sekitar 50-an pohon berbagai jenis telah terbakar, bahkan ada yang berdiameter 1,2 meter," ujarnya. (Tribun Manado/Christian Wayongkere)