Hayumah Melihat Suaminya Roboh dan Terinjak-injak Orang
"ADIKMU tak ada, kak! Adikmu tak ada," seru Yum Hayumah (37) istri korban insiden terowongan Mina, Hamid Adwi, melalui sambungan telepon kepada kakak
Editor: Sugiyarto
Kedua anak Hamid, Nuris (25) dan Rofiq (14) tak mampu berkata-kata.
Bahkan putri sulungnya hanya menutup wajahnya dengan bantal sembari menangis ketika Wakil Gurbernur Jatim, Saifullah Yusuf, menyambangi kediamannya.
"Keponakan saya nangis terus tiap kali ditanya ayahnya. Adiknya sama saja, diam saja tak mau bicara. Tapi saya memahami perasaan mereka," jelasnya.
Rumah Hamid penuh sesak dengan saudara, tetangga, dan handai taulan.
Lukisan para habaib dan auliya terpampang di dinding sebagai hiasan.
Sehari-hari, Hamid mengurus tanamannya. Di tanah seluas 1 hektare, ia menanam macam-macam sayuran, seperti cabai, tomat, jagung, dan lainnya.
Bukhori menuturkan keinginan adik iparnya ke Tanah Suci begitu kuat. Ketika panen tiba, uangnya tak dibelikan barang mewah, melainkan diputar dengan membeli sapi.
"Akhirnya punya tiga sapi besar-besar. Kebetulan juga waktu itu harga cabai lagi melambung, dan adik saya panen besar," kenangnya.
Terkait adik iparnya, Hayumah, Bukhori masih percaya masih hidup.
Tiap kali menelepon nomor adiknya, yang mengangkat seorang laki-laki dan hanya mengatakan Hayumah masih trauma dan dirawat di rumah sakit.
"Adik saya itu orang yang sabar. Dia menabung hampir 10 tahun dari hasil taninya sampai akhirnya bisa berangkat," ujarnya.
Anak sulung korban terowongan Mina lainnya, Indah Nur Aini, tak mengetahui jejak ayah dan ibunya, Niro (50) dan Murti Ningsih.
Indah hanya mengetahui bahwa ayahnya tak bisa ditemukan setelah berjalan bersama istrinya saat ingin melempar jumroh.
Indah mengungkapkan dirinya mendapatkan telepon dari ibunya pascatragedi tersebut terjadi. Ibunya menuturkan sedang berada di rumah sakit (RS).