TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Hanya berselang 35 jam setelah membunuh Karmila, polisi menangkap Wahyu.

Misteri kematian wanita yang ditemukan warga di sekitar jembatan Jl HM Daeng Patompo, Tamalate, Makassar, Senin (28/9/2015) pagi, pun terkuak.

Wahyu ditangkap di salah satu gedung di dekan Flyover, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Selasa (29/9/2015), sekitar pukul 11.15 Wita.

Sekitar empat jam setelah ditangkap, polisi mengaku terpaksa menembak Wahyu karena pria asal Jeneponto ini berusaha kabur saat dibawa ke lokasi penemuan mayat Karmila untuk pengembangan kasus.

Kepada polisi, Wahyu mengaku nekat menghabisi Karmila karena panik dituduh menghamili pengurus dan penghuni Panti Asuhan Raodah di Mamoa, Makassar, itu.

Sebelum ditangkap polisi, Senin (28/9/2015) malam, sekitar pukul 20.0 Wita atau sekitar 20 jam setelah dia membunuh Karmila, Wahyu mendatangi Panti Asuhan Raodah.

Dia menemui sahabat Karmila.

"Bukan saya yang hamili Karmila. Saya tidak pernah berhubungan intim dengan dia," kata Wahyu kepada sahabat Karmila yang enggan disebut namanya itu.

Berikut detik-detik pembunuhan Karmila:

Minggu (27/9/2015):
* Pukul 18.00 Wita

- Karmila curhat kepada dua temannya, Reski Wahyu dan Susi Susanti tentang kehamilannya.
"Hamil, sudah satu bulan. Ini buktinya," kata Karmila seraya memperlihatkan tes kehamilan
- SMS Wahyu masuk, "Ayo keluar makan bakso. Kita ketemu di Alfamart di sekitar Panti Asuhan."
- Karmila memperlihatkan SMS Wahyu di telepon genggam miliknya, "Jgn bilang siapa-siapa sudah kuapa-apai."

* Pukul 20.00 Wita
- Karmila mengantarkan makanan ke pengurus panti, Nurrahmadani

* Pukul 21.00 Wita
- Karmila meninggalkan panti dan bertemu Wahyu dan Munir di Alfamart
"Kita ke Jl Metro Tanjung Bunga dulu," kata Wahyu
- Wahyu membonceng Karmila, Munir ikut di belakang
* Pukul 23.30 Wita
- Ketiganya tiba di sekitar jembatan Jl HM Daeng Patompo

Minggu (27/9/2015) Pukul 00.15 Wita