Gagal Panen, Petani Desa Pelang Gagal Rugi Puluhan Juta
Jika panen normal bisa menghasilkan sekitar 14 ton cabai. Tapi karena kamarau cabai seluas 4 hektare tersebut hanya menghasilkan 1 ton.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Pontianak, Subandi
TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Petani di Desa Sungai Pelang Kecamatan Matan Hilir Selatan (MHS), Ritom (61) mengaku rugi puluhan juta rupiah, lantaran tanaman padi dan cabainya mengalami gagal panen.
Kemarau yang sudah terjadi selama empat bulan menjadi pemicu utamanya.
“Karena empat bulan kemarau akibatnya tanaman cabai saya banyak mati kekeringan. Bahkan padi yang saya tanam mati semua,” kata Ritom kepada wartawan di lahannya, Kamis (1/10/2015).
Ia menjelaskan tanaman cabainya seluas empat hektare dengan puluhan juta rupiah.
Jika panen normal bisa menghasilkan sekitar 14 ton cabai. Tapi karena kamarau cabai seluas 4 hektare tersebut hanya menghasilkan 1 ton.
Sedangkan padi yang ditanamnya seluas 2 hektar mati kekeringan semua.
“Karena cabai saya gagal panen ditambah lagi padi yang ditanam mati semua. Akibanya modal tak kembali bahkan saya rugi hingga puluhan juta rupiah,” ungkapnya.
Ia menjelaskan matinya tanaman petani di daerahnya karena petani mengandalkan air sungai, sedangkan saat ini aliran sungai atau paret ke lahan pertanian kering.
Menurutnya memang ada air pasang masuk tapi air laut sehingga tak baik untuk untuk pertanian.