Ratusan Warga Waipia Terjebak di Tiga Pulau Terpencil
Ratusan warga Waipia hingga Kamis (8/10/2015), masih terjebak di pulau terpencil yang berbatasan dengan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Ratusan warga Waipia, Kabupaten Maluku Tengah, hingga Kamis (8/10/2015), masih terjebak di pulau terpencil bernama Teon, Nila, dan Serua (TNS) yang berbatasan dengan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Kondisi ratusan warga itu kini sangat memprihatinkan karena stok bahan makanan mereka sudah tidak ada lagi. Hal itu terjadi setelah kapal perintis yang biasanya melayari rute Ambon-TNS sudah tidak lagi beroperasi sejak sebulan terakhir.
Tak hanya kehabisan bahan makanan, kemarau panjang yang terjadi di tiga pulau itu juga menyebabkan warga yang terjebak di pulau tersebut kesulitan memperoleh air bersih.
Kondisi itu membuat banyak warga jatuh sakit.
"Kalau di Pulau Serua itu masih ada 500 sampai 600 warga yang masih berada di sana. Di Pulau Teon dan Nila juga ada ratusan orang, tetapi saya tidak bisa memastikan jumlahnya," kata Kepala Desa Waru, Kecamatan Waipia, Ever Talaksoru, kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Kamis siang.
Dia mengungkapkan, banyak warga yang terjebak di tiga pulau itu berasal dari desanya. Saat ini, kondisi mereka sangat memprihatinkan.
"Yang saya tahu, kemarau panjang telah menyebabkan sumber air bersih tidak ada lagi. Untuk minum dan masak saja, warga harus memanfaatkan air laut. Bahan makanan juga sudah tidak ada lagi," kata Ever.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan Pemerintah Provinsi Maluku segera mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi ratusan warga yang saat ini masih terjebak di tiga pulau itu.
"Dalam kondisi seperti ini, sebagai kepala desa, saya sangat berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi warga dari sana," kata dia.
Dia mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) setempat, termasuk Camat Waipia, terkait masalah yang terjadi agar langkah cepat segera diambil.
"Koordinasi sudah dilakukan, dan semoga tindakan penyelamatan segera dilakukan," ujarnya.
Ratusan warga sempat dievakuasi dengan kapal Cantika 88, Senin (5/10/2015) tiga hari lalu, setelah warga berusaha menyeberangi pulau menuju sebuah pulau terdekat di wilayah itu.
Mereka lalu bernegosiasi dengan pemilik kapal. Namun, dalam pelayaran menuju Amahai, Maluku Tengah, dua dari ratusan warga meninggal di atas kapal karena sakit.
Sejumlah warga lainnya juga dilarikan ke Rumah Sakit Masohi karena kritis. Kepala BPBD Maluku Marzuki Latuconsina, yang dihubungi Kompas.com, Kamis siang, mengatakan pihaknya baru mengetahui adanya peristiwa itu.
Dia pun mengaku akan segera melaporkan hal tersebut kepada Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal untuk ditindaklanjuti.
"Saya mau menemui Bupati sekarang untuk melaporkan kejadian ini agar langkah antisipasi secepatnya bisa diambil," kata Marzuki. (Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)