Tangis Istri dan Anak Semata Wayang Iringi Pemakaman Jenazah Teknisi Aviastar
Mata kedua orang terdekat Soekris itu terus mengeluarkan air mata sembari memanjatkan doa puja puji.
Editor: Wahid Nurdin
Tri mengenang sosok kakaknya sebagai pribadi yang tertutup dan tak banyak bicara.
Dia menceritakan, sebelum bergabung dengan Aviastar 14 bulan lalu, kakaknya adalah mekanik Maskapai Merpati.
Sampai saat ini status Soekris di Merpati pun tak begitu jelas pasca likuidasi.
"Orangnya tertutup tetapi dia sangat mudah bergaul. Kakak saya lulusan sarjana teknik dan beberapa kali ikut sekolah penerbangan. Hidupnya memang tak bisa jauh dari pesawat. Selesai di Merpati, dia bergabung dengan Aviastar sampai akhir hayatnya," ungkap Tri.
Soekris meninggalkan satu istri dan anak semata wayang yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.
Tri mengatakan, kakaknya sosok yang bertanggungjawab meski hidupnya lebih banyak dihabiskan di udara.
Setiap dua minggu sekali Soekris pulang.
Soal santunan, Tri mengaku keluarga belum memikirkan.
"Keluarga masih fokus ke almarhum. Pengurusan sampai pemakaman kakak kan butuh waktu lama. Jadi kemungkinan baru beberapa hari ke depan kita akan urus (santunan)," imbuh Tri.
Sebelum ditemukan, keluarga masih berharap ada keajaiban dengan menggelar doa bersama agar ada kabar baik yang menyebutkan Soekris bisa pulang dalam keadaan hidup.
Namun, takdir berkata lain. Soekris bersama dua awak dan tujuh penumpang ditemukan tewas.
Pesawat jenis PKBRM/DHC6 milik Aviastar itu membawa 7 penumpang dan 3 kru dengan nomor penerbangan MV 7503.
Pesawat itu diterbangkan Kapten Iri Afriadi dan Kopilot Yudhistira dan Soekris sebagai teknisi pesawat.
Sedangkan 7 penumpang yang berada di dalam pesawat tersebut diketahui bernama Nurul Fatin M, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir dan dua bayi bernama Afif dan Raya.