Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gudang Garam Stop Pembelian Tembakau, Petani Tembakau Sumenep Kelimpungan

PT Gudang Garam dari Kediri tidak lagi membeli tembakau dari petani Kabuapten Sumenep, Madura, Jatim sejak Minggu (11/10/2015).

Editor: Sugiyarto
zoom-in Gudang Garam Stop Pembelian Tembakau, Petani Tembakau Sumenep Kelimpungan
TRIBUN/HAYU YUDHA PRABOWO
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - PT Gudang Garam dari Kediri tidak lagi membeli tembakau dari petani Kabuapten Sumenep, Madura, Jatim sejak Minggu (11/10/2015).

Perusahaan besar itu punya kantor perwakilan Sumenep di Desa Gedungan, Kecamatan Batuan. Mulai hari ini, kantor itu juga tutup.

PT Gudang Garam menyatakan, hingga saat ini telah membeli tembakau petani sebanyak 1.992 ton, melebihi target pembelian yang hanya 1.600 ton.

‘’Selama 48 hari dari sejak awal kami buka pembelian tembakau di Sumenep ini, kami telah membeli tembakau petani sebanyak 1992 ton, lebih 392 ton dari jatah kami yang hanya 1600 ton".

"Karena merasa sudah cukup, sejak Minggu ini kami menyatakan tutup,’’ papar Freddy Kustianto, wakil kuasa pembelian tembakau PT Gudang Garam Kediri, Gudang Gedungan, Sumenep, Minggu (11/10/15).

Gudang Garam adalah satu-satunya pabrik rokok terbesar yang membeli tembakau hasil panen masyarakat Sumenep.

Menurut Freddy, keputusan itu karena tembakau di kalangan petani sudah relatif habis, dan kalaupun ada sangat sedikit yang belum panen.

BERITA TERKAIT

Di samping itu juga mutu tembakau belakangan ini sudah menurun dan tidak sesuai kebutuhan pabrikan rokok PT Gudang Garam.

‘’Saat ini, banyak hasil panen tembakau yang sudah daun tembakau kedua, atau biasa disebut solang yang mutunya jelek. Dan kalaupun ada yang masih daun utama, tetapi banyak dicampur tembakau sawah yang memang tidak kami beli,’’ lanjut Freddy.

Selama pembelian tembakau Madura di Sumenep, PT Gudang Garam membeli Rp 45.000 per kg dan harga terendah Rp 24.000 per Kg. Padahal tahun lalu, harga tembakau tertinggi Rp 43.000 per Kg .

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumenep, Herman Poernomo, mengatakan, tutupnya gudang memang sudah diprediksi pada awal bulan Oktober.

Ia memperkirakan, tembakau petani yang telah dipanen saat ini telah mencapai 95 persen. Kalaupun ada sangat sedikit dan hanya ada di beberapa tempat saja.

‘’Dari 95 persen tembakau yang sudah dipanen tersebut, 50 persennya terserap pabrikan, sisanya dibeli pengepul,’’ ujar Herman Poernomo.

Pihaknya bersyukur, panen tembakau tahun ini cukup sukses karena memang cuaca yang sangat mendukung. Hampir semua tembakau petani terbeli dan mutunya cukup bagus.

‘’Apalagi harganya cukup tinggi, melebihi harga tembakau tahun lalu,’’ lanjutnya.

Sementara itu, H Achmad Junaidi dari Paguyuban Petani Tembakau Sumenep, mengaku masih ada sebagian petani tembakau yang belum panen.

Seperti lahan tembakau di areal persawahan, yang diperkirakan masih akan panen pertengahan atau bahkan baru bisa matang dan dipetik pada akhir bulan Oktober.

‘’Saya khawatir tanaman tembakau yang masih belum panen tersebut. Akan dijual kemana kalau gudang sudah tutup,’’ ujar Junaidi, Minggu (11/10/2015).

Pihaknya berharap masih ada gudang lain atau bandul (pengepul) yang membeli hasil panen tembakau nanti. "Kami berharap masih ada gudang kecil yang bisa membeli tembakau mereka,’’ pungkasnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas