Pernikahan Sejenis di Boyolali Bisa Terjadi karena Pemerintah Tidak Tegas
Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Kuncoro mengungkapkan, pernikahan sesama jenis di Boyolali disebabkan pemerintah yang tidak tegas
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, M. Resya Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Kuncoro mengungkapkan, pernikahan sesama jenis di Boyolali disebabkan pemerintah yang tidak tegas dalam mengaplikasikan Undang-Undang (UU).
Jika memang dilarang, seharusnya bisa mengantisipasi dengan bersikap tegas. Selama ini menurutnya penyuka sesama jenis berlindung di bawah payung HAM.
“Mereka (penyuka sesame jenis) berani declare karena mengatasnamakan hak asasi manusia. Karena salah satu syarat kemerdekaan dalam HAM itu ialah mendapatkan pengakuan. Mereka mencari itu,” ucap Kuncoro, Minggu (11/10/2015).
Namun demikian, sesama jenis yang memaksakan diri untuk melangsungkan pernikahan atau sekadar mencari pengakuan dengan mengadakan pesta, menurutnya pribadi itu tidak peka dengan lingkungan sekitar.
Menengok mayoritas masyarakat Indonesia beragama dan sila pertama pancasila yakni ketuhanan yang maha esa.
“Orang seperti itu tidak peka dengan masyarakat sekitar. Mereka tidak memiliki budaya,” jelas dia.
Saat disinggung terkait apakah di Jogja berpotensi terjadi hal serupa, dia menegaskan bahwa tidak akan mungkin.
Dalam artian, gay tidak akan mungkin dapat melangsungkan pesta untuk memperoleh pengakuan. Namun untuk yang sembunyi-sembunyi, dirinya tidak memungkiri.
“Kalau yang nyolong-nyolong mungkin ada. Tapi kalau dideclare nggak akan mungkin. Wong baru pertemuan gay di Kaliurang aja digropyok,” tukas Kuncoro. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.