Kisah Pasangan Gay di Boyolali, Dar Bertutur soal Belahan Jiwanya
Saya tak pernah dandan seperti ini (perempuan) waktu berdagang di warung makan saya.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribun Jogja, Padhang Pranoto
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Ratu Airin Karla alias Dar sudah membantah dirinya menikah dengan Dum. Hal itu diungkapkan pula kepada polisi yang melakukan penyelidikan terhadap dirinya.
Setelah acara yang menghebohkan pada Sabtu (10/10/2015), dia mendapatkan panggilan dari kepolisian Boyolali.
Polisi setempat berjanji akan melakukan langkah penyelidikan terhadap dugaan pernikahan sesama jenis lelaki yang dilakukan warga Kecamatan Musuk, Boyolali.
"Kita mengumpulkan data dan fakta serta akan melakukan penyelidikan terkait kabar yang beredar. Kami akan fokus pada ada atau tidaknya tindakan pidana yang dilakukan," kata Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono, kepada Tribun Jogja, Minggu (11/10/2015).
Kepada polisi Karla mengungkapkan, apa yang dilakukannya pada Sabtu (10/10/2015), hanyalah bentuk syukur karena usaha warung bersama Dum di Mojosongo meraup untung.
"Di sana saya ditanyain tentang acara yang saya lakukan Sabtu lalu. Saya jawab hanya tasyakuran, tidak ada penghulu, surat dari kelurahan pun tidak ada, sudah itu saja, wong memang tidak ada apa-apa kok,"terangnya ditemui di kediamannya Dukuh Gegermoyo, Desa Cluntang, Rt 007/002, Kecamatan Musuk-Boyolali, Senin (12/10/2015).
Dia juga tak canggung ketika bercerita mengenai rekannya Dum. Dikediamannya yang terletak pada lereng Gunung Biyung Bibi (Merapi Tua), Gegermoyo, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk-Boyolali, ia terus terang mengenai hubungannya selama ini.
"Kalau ditanya mengenai hubungan saya, boleh dibilang dia soulmate (pasangan jiwa) saya. Selain itu, dia adalah partner kerja saya karena kami mendirikan warung bersama-sama," katanya.
Usaha warung? ya, Karla mengaku memiliki usaha warung makan yang dirintis berdua dengan Dum, usahanya itu ada di Kecamatan Mojosongo-Boyolali.
Karla mengaku tak pernah berdandan dikala melayani pembelinya. Hal itu dia lakukan agar tidak ada kesan negatif dari pelanggannya.
"Saya tak pernah dandan seperti ini (perempuan) waktu berdagang di warung makan saya. Ya seperti laki-laki saja. Rambut saya kuncir, ya pokoknya seperti cowok,"ungkapnya.
Kenapa? Dar mengungkapkan, dandan laki-laki agar tidak dianggap remeh dan menghindari pandangan negatif pada warungnya.
"Sebab kalau orang sudah lihat saya dengan pandangan seperti ini kesannya pasti negatif," urai Karla.
Dia mengaku pula hanya dandan jika ada kegiatan khusus saja.
"Saya hanya dandan kalau ada event khusus. Kalau tidak ya sudah seperti laki-laki,"pungkasnya.
(TRIBUNJOGJA.COM | Padang Pranoto)