Cerita Pencarian Helikopter, Mulai Robot Penyelam Hingga Paranormal
Pria berjengot yang berpenampilan nyentrik ini menjelaskan, dirinya melakukan ritual "pangelekan" (permohonan) kepada penghuni danau.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Medan, Royandi Hutasoit
TRIBUNNEWS.COM, SAMOSIR - Sudah sepekan upaya pencarian helikopter yang jatuh di Danau Toba dilakukan.
Berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari mengerahkan peralatan canggih hingga mendatangkan paranormal.
Seperti yang terlihat Sabtu (17/10/2015), seorang paranormal bernama Sori Mangaraja Sitanggang terlihat menjalankan ritual perairan Danau Toba, Kecamatan Onan Runggu.
Pria berjengot yang berpenampilan nyentrik ini menjelaskan, dirinya melakukan ritual "pangelekan" (permohonan) kepada penghuni danau.
"Tadi ritualnya di danau sana, dua hari ini kalau sudah ada hasil, saya harus buat ritual yang lebih besar," ujarnya.
Ritual ini sudah dilakukan Sitanggang tiga kali di berbagai titik.
Ritual pertama di lakukan pada hari Selasa (13/10/2015), dua jam sebelum Fransiskus ditemukan.
Hari ketujuh pencarian helikopter, tim gabungan Basarnas, Polri, dan TNI masih belum menemukan empat penumpang dan helikopter.
Basarnas pun memutuskan untuk memperpanjang masa pencarian selam tiga hari ke depan.
Meskipun tim pencari dikurangi pada masa perpanjangan pencarian ini, namun pemerintah tetap mengerahkan personilnya yang pakar dan alat-alat canggih seperti robot penyelam Aerofi.
Mesin ini dapat menyelam hingga kedalaman 360 meter dan berfungsi mendeteksi logam serta merekam kondisi bawah air.
Alat ini sudah dipergunakan di sepuluh titik di Danau Toba.
Dari hasil penggambaran yang alat ini diketahui bahwa arus bawah air Danau Toba banyak arah.