Kronologi Tewasnya UIN Sunan Ampel Saat Diklat SAR Pecinta Alam
Karena mengeluh sakit, ia diistirahatkan di tenda induk. Sedang Lutfi pada Jumat siang sempat jatuh.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Kegiatan mahasiswa UIN Sunan Ampel (UNISA) Surabaya di kawasan Wana Wisata Sumuran RPH Rejosari di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang dimulai sejak Rabu (14/10/2015).
Mereka mengikuti perekrutan anggota baru mahasiswa pecinta alam UINSA.
Ada 19 peserta dan jumlah panitia ada 14 orang. Pada hari ketiga kegiatan, Jumat (16/10/2015), mahasiswa Yudi Akbar Rizky terlihat kelelahan dan diistirahatkan oleh panitia.
Karena mengeluh sakit, ia diistirahatkan di tenda induk. Sedang Lutfi pada Jumat siang sempat jatuh.
Mengakibatkan betis kaki kanan lebam-lebam. Kemudian pada Sabtu (17/10/2015), Yudi tidak mengikuti kegiatan karena masih sakit dan ditemani seniornya.
Ditinggal sebentar, ternyata sudah tidak bergerak/tidak bernafas. Sehingga ia meninggal di tenda.
Sedang Lutfi Rahmawati pada Sabtu masih sempat mengikuti kegiatan rappeling (naik turun tebing dengan tali).
Diduga karena kecapekan, ia kemudian ambruk. Selanjutnya dibawa ke bidan desa.
Ia disarankan bedrest dan kemudian dibawa ke RS Wafa Husada Kepanjen.
Namun meninggal dalam perjalanan saat dibawa ke RS. Kegiatan Mapalsa (Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Ampel) selama di Kecamatan Pagak antara lain panjat tebing dan rappeling.
Saksi-saksi yang diperiksa adalah ketua umum Pramudya, warga Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
Kemudian ketua pelaksana Riza Umami, warga Kabupaten Kediri dan Dipot Karta, alumni UINSA Surabaya, warga Gempol Pandaan Kabupaten Pasuruan.
"Kami sudah olah TKP. Hanya bukit," katanya.
Sedang korban masih menjalani perawatan di rumah sakit Wafa Husada Kepanjen atas nama Nur Fadilah (19), warga Bulak Banteng, Surabaya.
"Nanti kita akan melakukan pemeriksaan ulang kepada saksi-saksi," kata AKP Adam Purbantoro, Kasat Reskrim Polres Malang kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (18/10/2015).
Informasi yang diperoleh SURYAMALANG.COM, pada Sabtu itu rencananya akan digelar kegiatan ramah tamah dengan senior.
Yang menjadi atensi pihaknya adalah landasan kegiatan diklat SAR.
"Dari panitia sudah diperiksa. Soal tersangka, belum bisa menyimpulkan karena kemarin masih fokus jenazah," ungkap Adam.
Ia berjanji akan maksimal menindaklanjuti kasus ini. Misalkan soal kelalaian panitia. Kematian dua mahasiswa UINSA ini adalah kejadian kedua di Kabupaten Malang.
Sebelumnya kegiatan mahasiswa baru ITN Malang juga merenggut nyawa Fikri Dolasmantya Surya (19) pada 2013. Saat itu kejadiannya di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. (Sylvianita Widyawati)