Tarmuzi Diduga Tewas setelah Diinterogasi Polisi Lampung Barat Terkait Gajah Yongki
Tarmuzi diduga meninggal karena sebelumnya menerima kekerasan dari polisi yang menginterogasinya terkait kematian gajah Yongki.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Reza Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Tarmuzi (39), warga Pekon Pemerihan, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Pesisir Barat, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek, Jumat (23/10/2015), sekira pukul 05.00 WIB, setelah kritis selama delapan hari.
Tarmuzi diduga menjadi korban kekerasan aparat kepolisian Lampung Barat. Ia mengalami gegar otak dan memar di sekujur wajah diduga akibat dianiaya aparat kepolisian. Polisi menuduh Tarmuzi terlibat kasus pembunuhan gajah Yongki.
"Iya, suami saya meninggal dunia tadi subuh," ujar Kari, istri Tarmuzi kepada wartawan, Jumat (23/10/2015). Suparto (31), rekan Tarmuzi yang juga menjadi korban kekerasan polisi, menceritakan tentang penganiayaan tersebut.
Parto mengatakan, pada Kamis (15/10/2015) lalu, ia bersama Tarmuzi mengendarai motor Yamaha Jupiter MX hijau hendak pulang ke rumahnya di Pekon Pemerihan, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Pesisir Barat, dari Bengkulu.
Sampai di depan Polsek Bengkunat, mereka melihat ada razia polisi. "Karena saya tidak punya SIM, saya balik arah. Malah dikejar polisi," ujar dia.
Nahas, Parto dan Tarmuzi terjatuh dari motor saat dikejar polisi. Pihak kepolisian langsung memborgol Parto dan Tarmuzi. Keduanya lalu dimasukkan ke mobil dan dibawa ke Polsek Pesisir Selatan.
Selama di dalam mobil, Tarmuzi masih sadar dan sempat menanyakan kondisi Parto yang terluka akibat terjatuh dari motor. Sampai di polsek, polisi menginterogasi mereka terpisah mengenai gajah Yongki.
Parto mengaku tidak tahu mengenai kasus tersebut. Ia menambahkan, ada satu polisi yang menjambak rambut dan menendang kakinya.
Parto juga mendengar suara orang dipukuli di ruang pemeriksaan Tarmuzi. "Saya dengar suara Tarmuzi bilang enggak tahu, enggak tahu," kata dia. Polisi lalu membawa Parto ke puskesmas untuk merawat lukanya akibat kecelakaan.
Usai dari puskesmas, Parto dibawa lagi ke polsek. Pada saat itu, Parto mengaku sudah tidak melihat Tarmuzi. Pada Sabtu (17/10/2015) sore, Kari, istri Tarmuzi, didatangi aparat Babinkamtibmas.
Aparat memberitahu bahwa Tarmuzi dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Liwa. Kari pun mendatangi rumah sakit. Menurut Kari, ia sempat kesulitan menemukan suaminya karena nama sang suami terdaftar atas nama Riki bukan Tarmuzi.
"Kondisi suami saya sudah tidak sadarkan diri ketika itu," ujar Kari. Tarmuzi pun dirujuk ke RSUAM. Akhirnya Tarmuzi meninggal dunia pada Jumat subuh di RSUAM.