Hujan Air Mata di RSUP Kadau Manado
Suara-suara riang dari room satu ke room lainnya di Inul Vizta Manado, Minggu (25/10) dini hari berubah menjadi jerit histeris ketakutan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Suara-suara riang dari room satu ke room lainnya di Inul Vizta Manado, Minggu (25/10) dini hari berubah menjadi jerit histeris ketakutan.
Tempat karaoke di kawasan Megamas Manado itu terbakar sekitar pukul 00.30 Wita. Api membakar partisi peredam suara dan sekat-sekat ruangan sehingga menimbulkan asap tebal.
Asap tebal inilah yang membuat para pengunjung tak kuat lagi mencari jalan untuk menyelamatkan diri.
Tragedi memilukan itu menewaskan 12 pengunjung dan 71 orang mengalami luka ringan serta berat.
Para korban kemudian dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Manado di antaranya RSUP Kandou, RS Bhayangkara, RS Siloam, RS Sakit Pancaran Kasih dan RS Ratumbusyang.
Minggu pagi, di depan ruang pemulasaraan jenazah di RSUP Kandou, ratusan keluarga korban tewas berkerumun. Jerit tangis pun bersahutan. Hujan air mata tak terelakkan.
Beberapa di antara keluarga korban bahkan pingsan saat melihat keluarganya sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Sejumlah warga terlihat membantu mengangkat beberapa anggota keluarga yang pingsan. Dukungan serta penghiburan datang bagi para keluarga korban.
Rina, tetangga salah seorang korban kebakaran mengatakan datang untuk memberi dukungan bagi keluarga.
"Kami tahu perasaan dan keadaan keluarga, kami datang untuk beri dukungan dan penghiburan," ungkapnya.
Polisi, pihak rumah sakit dan keluarga pun melakukan identifikasi terhadap korban. Jasad korban masih utuh dan hanya sebagian mengalami luka bakar.
Minggu siang, seluruh jasad sudah teridentifikasi. Peti jenazah berwarna putih pun sudah disiapkan. Peti-peti itu dibawa masuk ke dalam ruang pemulasaraan jenazah.
Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut menyempatkan diri datang ke RSUP Kandou untuk menyampaikan duka cita.
Vicky juga memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka. "Kami segenap Pemerintah Kota Manado turut berduka sedalam-dalamnya," ungkap Vicky.
Pemkot Manado juga akan memberikan bantuan kepada para korban kebakaran. "Kami akan siapkan kelengkapan (bantuan)untuk para korban," tandasnya.
Kapolda Sulut Brigjen Wilmar Marpaung bersama Kapolresta Manado Kombes Pol Rio Permana Mandagi, serta Direskrimum Kombes Pol Pitra Ratulangi pun juga datang ke RSUP Kandou Malalayang Manado.
Ketiganya pun menyampaikan duka cita dan membesuk korban yang tengah dirawat di rumah sakit itu.
Sebelumnya, tiga petinggi polisi ini melakukan pengecekan langsung di lokasi kejadian.
Kemarin siang, keluarga korban pun langsung membawa jenazah ke rumah masing-masing untuk disemayamkan.
Menurut informasi yang dihimpun Tribun Manado, kebakaran itu terjadi 15 menit memasuki hari Minggu.
Saat itu, sekitar pukul 00.15 Wita, seorang karyawan, Kevin sedang membersihkan Room 223.
Ketika matanya mengarah di antara Room 228 dan 229, dia melihat kepulan asap keluar.
Dia panik kemudian melapor ke atasannya.
Begitu api dan asap membesar, para karyawan mencoba mengevakuasi pengunjung.
Sebagian lain menghubungi pemadam kebakaran.
Suasana begitu ramai karena pengunjung panik. Puluhan orang terjebak di dalam ruangan.
Sedang mereka yang berhasil keluar, wajahnya berarang dan mengalami sesak napas.
Teriakan minta tolong terdengar di sana-sini.
Pengunjung yang ada di lantai dua memecah kaca jendela memakai botol dan ada beberapa di antaranya meloncat.
"Ada yang meloncat. Tapi saya tidak tahu apa- apa lagi. Saya sesak napas. Saya panik, saya lari keluar," ungkap Kevin.
Warga yang berada di luar gedung karaoke awalnya mengira ada perkelahian.
Setelah kaca gedung pecah lalu memunculkan asap, mereka baru sadar jika gedung itu terbakar.
Selang beberapa menit kemudian, sebanyak 10 armada pemadam kebakaran datang.
Namun regu pemadam sulit memadamkan api lantaran si jago merah berkutat di dalam gedung.
Akhirnya jendela-jendela dipecahkan untuk memudahkan pemadaman dan evakuasi korban.
Polisi pun siaga. Mobil ambulans dari berbagai rumah sakit juga disiagakan.
Dini hari itu suasananya benar-benar mencekam dan penuh kepanikan.
Beberapa pengunjung berhasil dievakuasi dan dibawa ke RS Siloam dan RS Pancaran Kasih.
Seorang pengunjung yang selamat, Natalia teriak-teriak minta tolong setelah dievakuasi.
"Lia akang kasiang kita pe tamang. Torang ada manyanyi di lantai dua. Torang ada lima orang, kita so nentau di mana dorang (Tolong, teman- teman saya di lantai dua. Saya tidak tahu di mana mereka sekarang?" ujar seorang perempuan yang sudah dibawa ke RS Siloam.
Tak adanya alat pemadam serta tanda alarm kebakaran membuat pihak pengelola Inul Vizta Manado Vizta bakal terjerat sanksi hukum.
Hal itu diutarakan langsung Kapolresta Manado Kombes Rio Permana Mandagi.
"Kami periksa pihak pengelola, sebab tempat ini tidak menyiapkan alat pemadam api. Bukan tidak siapkan tapi memang tidak ada, ini sudah tidak standard lagi," jelasnya.
"Untuk sementara dugaan arus pendek listrik, jika ada unsur kesengajaan atau kelalaian sehingga mengakibatkan korban jiwa tentu akan kita proses dan kenakan pasal hukum," ujar Mandagi. (fer/val)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.