Kekerasan Seksual terhadap Anak di Banjarmasin 30 Kasus
Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Banjarmasin sampai September 2015 meningkat dua kali lipat dibanding 2014.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kasus kekerasan seksual terhadap anak terus di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sampai September 2015, meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu.
"Sudah ada 30 kasus kekerasan terhadap anak yang kami tangani hingga September 2015," ujar Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Banjarmasin, Iptu Ria Aryanti, saat sosialisasi menekan kasus kekerasan seksual terhadap anak di SMKN 4 Banjarmasin, Kamis (5/11/2015).
Ria menjelaskan kekerasan seksual terhadap anak sepanjang 2014 mencapai 18 kasus, di antaranya melibatkan ayah, anak, pacar dan lainnya. "Sebagian besar melibatkan orang-orang terdekat," imbuh dia.
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Banjarmasin memberikan sosialisasi soal kekerasan terhadap anak di SMKN 4 Banjarmasin, Kamis (5/11/2015). (Banjarmasin Post/Rahmadhani)
Faktor ekonomi dan perkembangan dunia digital, khususnya media sosial, disampaikan Ria, sebagai faktor utama pemicu meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak.
"Media sosial sangat berpengaruh, khususnya buat ABG zaman sekarang. Belum kenal, belum pernah ketemu, cuma chating-chating di media sosial, sudah sayang-sayangan dan langsung pacaran. Begitu ketemu, kejadian deh," kata dia.
"Kasus terakhir yang melibatkan ayah dan anak, lebih pada faktor ekonomi. Karena bapaknya menganggur tidak punya pekerjaan, sering di rumah sama anaknya. Akhirnya sang ayah lepas kontrol," jelas dia.
Ria meminta semua pihak harus berperan, khususnya di lingkungan terdekat agar ikut menekan angka kekerasan seksual terhadap anak.