Warga di Lereng Pegunungan Menoreh Kesulitan Air Bersih
untuk mengisi air dalam jeriken berkapasitas 30 liter, membutuhkan waktu sekitar 2 jam
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Sejumlah warga di lereng pegunungan Menoreh Kabupaten Magelang hingga kini masih kesulitan air bersih.
Dropping air bersih yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang belum cukup untuk mengatasi persoalan kurangnya air.
Di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, sejumlah warga masih harus berjalan sekitar 1 kilometer untuk mendapatkan air bersih.
Mereka memanfaatkan air dari mata air Talokan yang jaranya dari permukiman warga sekitar 1 kilometer.
Salah satu warga, Soim mengatakan, hal ini terpaksa ditempuh warga karena bantuan air dari BPBD tidak mencukupi. Setiap beberapa hari, mereka mendapatkan satu tangki untuk satu dusun.
Hal tersebut, membuat warga harus mencari air di mata air yang debitnya mengecil setiap musim kemarau.
“Satu tangki untuk satu dusun tidak mencukupi untuk kebutuhan air konsumsi. Kami harus antri dengan ratusan warga lain setiap hari karena debit airnya juga sudah sangat kecil,” kata Soim kepada Tribun Jogja, Jumat (6/11/2015).
Dia menjelaskan, untuk mengisi air dalam jeriken berkapasitas 30 liter, membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Kondisi ini membuat sejumlah warga rela mengantri siang dan malam demi mendapatkan air.
Kendati hujan sudah mulai turun, namun di wilayah tersebut hanya diguyur gerimis saja. Meski demikian, Soim mengaku belum ada warga yang terpaksa membeli air karena kekeringan ini.
“Tidak ada orang yang jual air karena sangat sulit air. Bahkan, kalau ada hajatan, orang beramai-ramai menyumbang air. Dan, nilai bensin kalau diasumsikan sama air masih mahalan air,” kata Soim. (Agung Ismiyanto)