Berada di Dusun Babatan Wiji Omboh Blitar Ini Serasa di Negeri Antahbrantah
Berada di dua dusun itu, terasa seperti bukan sedang menginjakkan kaki di Kabupaten Blitar.
Editor: Sugiyarto
Sebab, jalannya masih berupa bebatuan, dan kini sudah tak rata lagi.
Apalagi, bila sampai bocor di tengah jalan, dipastikan, pengendaranya bakal menangis karena tak ada tambal ban.
Seperti dialami Supri (22), warga Dusun Serah Kencong.
Saat melintas di jalan dusun itu, mendadak sepeda motornya, Honda Kharisma, mendadak, rantainya lepas dan masuk ke sebelah gear-nya.
Karena posisinya, berada di tengah hutan atau berjarak sekitar 20 km dari dusunnya, terpaksa ia harus memperbaikinya sendiri.
"Warga sini, kalau pergi ke mana-mana harus membawa peralatan (kunci), dan harus bisa memperbaiki sendiri. Sebab, jika tak begitu, mereka bakal susah, jika rusak di tengah jalan, seperti saya ini," tuturnya.
Itu karena, di sepanjang jalan sekitar 35 km itu tak ada bengkel.
Sebab, jalannya cukup sepi karena jarang ada orang lewat.
Ditambah, tak ada rumah penduduk di sepanjang jalan itu, apalagi bengkel atau tukang tambal ban.
Yang kita temui, hanya hamparan hutan lebat, dengan pohon yang cukup besar.
Tak pelak, saat melintas di tengah hutan itu, hanya terdengar suara berbagai jenis burung berkicau merdu.
Namun demikian, itu justru membuat suasana kian serem karena jalannya sepi, dan sulit dilalui, apalagi diapit perbukitan.
Dipastikan, kalau bukan warga setempat, tak akan bakalan berani melintas sendirian, meski siang hari.
Apalagi musim hujan seperti sekarang ini, jalannya kian sulit.