PSK Banting Harga di Gunung Botak, Pelanggannya dari Penambang hingga Pejabat
Di kawasan seluas 250 hektare itu ternyata ada banyak tempat praktik prostitusi yang beroperasi secara terang-terangan.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Tambang emas Gunung Botak di Desa Wamsait, Pulau Buru, Maluku mempunyai banyak cerita.
Salah satunya tentang bisnis prostitusi yang berkembang di kawasan itu.
Di kawasan seluas 250 hektare itu ternyata ada banyak tempat praktik prostitusi yang beroperasi secara terang-terangan. (Baca juga Kisah Rere, Berjuang Bangkit Setelah Dijerumuskan Pacar Jadi PSK)
Namun, ada juga PSK yang diperkerjakan khusus oleh seorang germo, biasanya para PSK ini kerap disewa di penginapan dan hotel yang ada di Namlea, Kabupaten Buru.
Hasil dari pekerjaan mereka itu lalu dibagi separuh dengan sang germo.
Sejak kawasan tambang itu beroperasi secara illegal di tahun 2011 silam, sejak itu pula praktik prostitusi mulai berjalan.
Tidak tahu siapa yang mendatangkan para penjaja seks komersial (PSK) ini ke kawasan tersebut.
Namun faktanya, banyak di antara PSK yang datang ke Gunung Botak umumnya masih di bawah umur.
Salah seorang PSK yang ditemui di jalur D kawasan Gunung Botak mengaku tuntutan hidup menjadi alasan mengapa dia nekat datang ke Pulau Buru.
”Saya diajak oleh teman untuk datang ke sini, karena waktu itu dia bilang banyak pekerjaan yang bisa menghasilkan uang di sini,” kata wanita berinisial WS itu.
Dia pun tiba di Pulau Buru pada tahun 2012 silam.
Karena tidak ada sanak keluarga, perempuan yang baru berusia 20 tahun ini pun memilih menyewa kamar bersama temannya di kawasan Gunung Botak.
Biaya hidup yang tinggi di kawasan tersebut, serta kurangnya keahlian, membuat WS terpaksa memilih jalan pintas menjadi PSK.
WS mengaku hal itu dilakukan demi bertahan hidup dan mendapatkan rupiah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.