Dewa Ketut Raka Akui Diperintah untuk Usir Tamu Margriet Megawe
Dewa Ketut Raka menjadi pagar hidup rumah Margriet dan beberapa kali menghalau orang bertamu untuk menanyakan Engeline ke Margriet.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Entah berapa kali Dewa Ketut Raka menjadi pagar hidup untuk menghalau orang sampai menteri yang datang ke rumah majikannya sekadar menanyakan kabar Engeline.
Sejak Engeline yang diangkat anak Margriet menghilang, dan belakangan tewas, banyak orang datang mencoba meanyakan kehidupannya selama ini kepada Margriet tapi para tamu ditolak masuk oleh Dewa, termasuk Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Crisnandi.
Di muka persidangan saat menjadi saksi, Dewa mengaku apa yang ia perbuat di depan rumah Margriet di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar, Bali, hanya menjalankan perintah atasannya.
Perintah tak hanya datang dari kepala keamanan tempat Dewa melamar kerja, tapi sesekali anak Margriet Megawe juga memberi perintah.
"Saya hanya menjalankan perintah, pak ketua," kata dia saat bersaksi untuk terdakwa Agus Tas Handa May di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Selasa (17/11/2015).
Pensiunan TNI dengan pangkat terakhir peltu ini mendapat bonus dari perusahaan tempatnya bekerja setelah mampu menghalau Menteri Yuddy untuk masuk ke dalam pekarangan rumah Margriet.
"Saya dapat bonus dari kantor karena berhasil mencegah Menpan masuk ke rumah Margriet," ungkap Dewa di Polda Bali, Kamis (6/8/2015), tanpa merinci berapa besar bonus yang ia terima.
Beredar kabar bonus itu tak murni dari tempatnya bekerja tapi dari seorang putri Margriet. Kehadiran Dewa menjaga luar rumah Margriet sejak awal memang atas pengajuan Christine Megawe.
Dalam sehari Dewa bekerja delapan jam dan tugasnya hanya mengawasi kondisi rumah dari luar gerbang dan tak tahu aktivitas Margriet di dalam. Ia hanya menyaksikan majikannya saat masuk dan keluar rumah, itupun tanpa ada pembicaraan.
"Yang tinggal di rumah itu Susiani, Handono dan Margriet," sebut dia.
Setelah lepas kerja sekitar pukul 16.00 Wita, Dewa digantikan temannya. Selama bertugas ia hanya mematuhi perintah atasan untuk tidak masuk ke dalam rumah.
"Saya tidak diizinkan, hanya di luar rumah. Kalau makan beli di warung sebelah," beber Dewa.