Heboh! Mantan Terpidana Korupsi Sempat Digugurkan Akhirnya Lolos di Pilkada Manado
"Tolong pak demi Allah tandatangan," kata seorang ibu sambil menangis.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Mantan Wali Kota Manado, Jimmy Rimba Rogi yang juga mantan terpidana kasus korupsi dan pasangannya Bobby Daud yang diusung partai Golkar dan Partai Amanat Nasional akhirnya bisa bernafas dengan lega.
Setelah sempat dinyatakan gugur, kini pasangan ini dinyatakan memenuhi syarat sebagai pasangan calon yang menjadi peserta Pilkada Kota Manado, Kamis (19/11/2015).
Ketua KPU Manado Eugenius Paransi bersama empat komisioner menandatangani pelolosan Imba-Boby sebagai pasangan.
Rapat Pleno Penetapan kembali digelar untuk pasangan calon nomor urut 2.
Hla ini berdasarkan putusan dewan kehormatan penyelenggara pemilu RI nomor : 34/DKPP-PKE-IV/2015x tanggal 12 November 2015 dan pasal 25 peraturan KPU nomor 25 tahun 2013 tentang penyelesaian pelanggaran administrasi pemilu.
Dalam putusan tersebut dinyatakan bahwa untuk dugaan pelanggaran administrasi pemilu yang tidak terbukti dan diberikan rehabilitasi dan diumumkan kepada publik.
KPU Kota Manado pada hari Kamis melaksanakan pleno dengan memutuskan bahwa keputusan KPU Kota Manado nomor : 237/Kpts/KPU-023/Pilwako/2015 tentang perubahan atas keputusan KPU Kota Manado nomor : 11/Kpts/KPU-Mdo-023/Pilwako/2015 tanggal 12 November 2015 tentang penetapan paslon Wali kota dan Wakil Wali Kota Manado dinyatakan tidak berlaku.
Dan rapat pleno KPU Kota menyatakan bahwa paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Manado nomor urut dua atas nama Jimmy Rimba Rogi dan pasangannya Bobby Daud berhak menjadi peserta Pilkada Kota Manado.
Kelima komisioner KPU Kota Manado menandatangani yakni ketua Eugenius Paransi SH MH, Rommy Poli SH MH, Sunday Rompas ST, Amrain Razak SSos dan Drs Jusuf Wowor MSi.
Imba tenang, Bobby loncat-loncat
Diumumkan kembali dinyatakan lolos memenuhi syarat maju ke Pilkada 2015. Kamis (19/11/2015) Imba tampak tenang dan senang.
Sementara Bobby Daud pasangan wakilnya loncat-loncat semringah tampak menangis di kediaman Panglima Imba (sebutan Jimmy Rimba Rogi) karena lolos.
Sementara istri Imba yakni Irawati Rogi Saleh dan kedua anaknya Syelda Rogi, Musa Beringin Rogi juga meneteskan air mata.
Keluarga tercinta Jimmy Rimba Rogi senang dan tak henti-hentinya mengucap syukur pada Tuhan.
Perjuangan pendukung Imba dipenuhi drama.
Episode pertama, saat salah satu komisioner KPU Manado Amrain Razak terlambat tiba di kantor KPU Manado.
Perwakilan pendemo meminta KPU Manado menggelar pleno ulang untuk kembali mensahkan Imba sebagai peserta Pilwako Manado berdasarkan putusan DKPP yang memenangkan KPU Manado.
Pleno tak bisa digelar tanpa kehadiran Amrain.
"Tolong komisioner hadirkan pak Amrain, " kata Ruby Rumpesak perwakilan pendemo.
Lamanya Amrain muncul memunculkan dugaan jika ada rekayasa.
Apalagi ponselnya masih ada di ruangan. Macam - macam cara digunakan warga untuk menghadirkan Amrain, dari meminta aparat menjemput Amrain hingga menelepon tetangga Amrain. Ternyata Amrain hanya keluar makan.
Pertemuan pun dimulai.
Sejumlah perwakilan pendemo adalah bekas murid Ketua KPU Manado Eugenius Paransi.
Mereka menyerang Paransi dengan ilmu yang ia berikan.
"Mener bilang kekuatan eksekutif tidak bisa menekan yudikatif," kata Yudistira.
"Mener katakan, meski langit runtuh namun hukum harus ditegakkan," tambah Ruby Rumpesak.
Kesempatan itu digunakan Paransi untuk mengeluarkan isi hatinya.
"Kami juga sakit hati, namun ini adalah rekom Bawaslu yang musti kami tindaklanjuti, hal itu sesuai dengan aturan yang berlaku," kata dia.
Sejam kemudian rapat selesai.
Paransi meminta waktu berunding internal.
Hasilnya klise.
Warga hanya diminta bersama - sama personel KPU Manado ke Bawaslu Sulut guna menanyakan permintaan itu.
Alhasil, perwakilan yang sudah terlanjur berharap jadi kecewa berat. Mereka bersikeras agar KPU Manado segera menggelar pleno.
Mereka mengancam menduduki kantor KPU Manado.
"Kami akan menginap di sini," kata dia.
Paransi lantas menggelar rapat internal lagi.
Kali ini di bawah penerangan lampu charge, karena listrik PLN mati.
Di luar, massa semakin banyak.
Aparat keamanan tak kuasa menghalangi mereka merapat di gedung.
Beberapa insiden sempat terjadi.
Namun kekacauan bisa dicegah, berkat kesiagaan aparat.
Jelang pukul 17.00 Wita, sejumlah pendukung Imba ditemukan di sejumlah rumah makan sekitar KPU Manado.
Salah satunya Ismet.
Ia mengaku belum makan sejak pagi.
Ismet memesan nasi goreng tiga porsi untuk istri serta seorang anaknya.
"Istirahat dulu," kata dia. Ismet mengaku tak dibayar untuk mengikuti demo Ia bayar sendiri uang transport serta makan.
"Kami berjuang dari hati," kata dia.
Saat makan, ponsel Ismet berbunyi.
Ternyata dari ayahnya, yang menanyakan hadil demo.
"Papa mau ikut namun ia sakit, ia tanyakan bagaimana Imba," kata dia.
Pukul 17.30 Wita, suasana yang sempat tenang, tiba - tiba gegap gempita dengan kabar bahwa KPU Manado bakal meloloskan Imba.
Sejumlah warga melakukan sujud demi mendengar kabar itu.
"Bendera kemenangan Imba sudah berkibar," sebut orator.
Ternyata hasil rapat adalah KPU menggelar pleno untuk meloloskan Imba.
Di dalam kantor, lima Komisioner KPU Manado berdiri tegang di hadapan berita acara penetapan kembali Imba.
Mula - mula Paransi yang menandatangani surat itu.
Lantas, Amrain Razak.
Tiga komisioner lainnya menolak menandatangani surat itu.
Mereka beralasan, akan melakukannya setiba di Bawaslu Sulut.
"Tolong pak demi Allah tandatangan," kata seorang ibu sambil menangis.
Seorang pria dengan tersedu sedan berkata.
"Pak tolonglah pak, apakah Anda tidak bisa mendengar suara Tuhan dalam diri rakyatnya yang terzalimi," kata dia.
Mata ketiganya berkaca - kaca, namun tetap menolak mendandatangani surat itu.
"Kami sudah berusaha meloloskan pak Imba, sampai kami cari ketua KPU RI di Bogor," kata Komisioner KPU Manado Sunday Rompas.
Massa yang mengetahui tiga komisioner enggan menandatangani surat itu jadi marah.
Mereka coba menghalangi mobil polisi yang akan membawa kelima komisioner ke Bawaslu Sulut.
Seorang ibu berbuat nekat.
Ia tidur di jalan.
Hal itu diikuti sejumlah warga.
Negosiasi dilakukan dengan aparat.
Akhirnya pendemo membiarkan mobil itu keluar kantor KPU Manado.
Dengan syarat mereka mengiringi di belakang.
Ribuan pendukung Imba melakukan Konvoi ke kantor Bawaslu di Winangun.
Uce seorang warga mengaku membawa motor sambil berdoa.
"Saya harap semua tandatangan," kata dia.
Di kantor Bawaslu, massa menduduki jalan depan kantor itu. Beberapa kali mereka coba masuk, namun selalu dihalangi aparat.
Setelah beberapa kali orasi, akhirnya pengeras suara jatuh di tangan Yongki Limen.
Limen mengumumkan Imba lolos.
"Semua komisioner sudah tanda tangan," kata dia.
Massa pun langsung histeris.
Mereka meloncat - loncat kegirangan, ada yang tersungkur di tanah bersujud syukur.
Hadirin yang beragama Muslim mengumandangkan Shalawat.
Yang Kristen meneriakkan Puji Tuhan
Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung kemudian tampil.
Dia meminta warga segera pulang.
Kapolres Manado Kombes Pol Rio Permana berjanji akan mengawal warga hingga ke rumah.
"Hidup Kapolda, hidup Kapolres," teriak massa.
Demo ditutup dengan doa.
Seorang perwakilan berdoa menurut agama Kristen.
"Ya Tuhan Yesus, terima kasih sudah mengembalikan pak Imba dan Bobby, pulihkanlah kedamaian di kota ini." (tribun manado/arthur rompis/ferdinand ranti)