Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat (AMSM) melakukan koordinasi dengan Polri dan TNI.

Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya gejolak di daerah akibat ucapat Habib Rizieq yang memlesetkan sampurasun menjadi campur racun.

"Kami meminta dan sudah menjadi tugas aparat terutama bidang intelejen yang berfungsi early warning sistem kejadian."

"Takutnya adanya peristiwa ini ada penyusup dari luar yang ingin menambah kacau situasi," ujar koordinator AMSM, Noery Ispandji Firman, kepada wartawan, di Jalan Braga No 25, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/11).

Diakui Noery, dukungan dan kecaman terhadap Habib Rizieq terus berdatangan hingga hari ini. Baik itu yang datang langsung, media sosial, dan sambungan telepon.

Dukungan itu datang dari organisasi massa, perguruan silat, lembaga swadaya masyarakat, dan personal di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat.

"Sejak Rabu 25 November 2015 siang kemarin, saya tak henti-hentinya menerima telepon dari teman-teman di daerah sampai tadi pukul 03.00 WIB. Ada yang sudah menyiapkan pasukan dan ada yang mau bergerak sendiri," ujar Noery.

Akan tetapi, Noery meminta semua pihak untuk menahan diri dan lebih berpikir dengan kepala dingin.

Segala persoalan harus diselesaikan dengan cara yang baik dan tidak melanggar hukum.

"Kami tidak hendaki konfrontasi dan kami percaya kepada penegak hukum," kata Noery. (cis)