Sejumlah Pria di Buleleng Kebal saat Lehernya Digorok Pedang
Pedang-pedang itu digorokkan ke bagian leher, perut, punggung dan tubuh para pria itu secara bergantian. Anehnya, tidak ada yang terluka.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sejumlah pria yang mengenakan kamen dan bertelanjang dada, melaksanakan ritual di halaman rumah Jro Kadek Brit di Banjar Kaja Kangin, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, Sabtu (28/9/2015) petang.
Ritual ini untuk memasukkan kekuatan alam ke dalam diri mereka.
"Ini ritual biasa, sembahyang biasa, penyerahan diri, pemujaan kita kepada Tuhan baru yang di Atas masuk ke kita," ujar Brit disela memimpin ritual.
Di tengah ritual, Brit mengeluarkan tiga buah pedang.
Untuk menguji ketajamannya, ia memotong buah mentimun menggunakan pedang-pedang tersebut.
Setelah yakin pedang itu tajam, satu persatu bagian tubuh pria dihujam.
Pedang-pedang itu digorokkan ke bagian leher, perut, punggung dan tubuh para pria itu secara bergantian.
Anehnya, tidak ada yang terluka. Kulit-kulit mereka tidak ada yang robek dan mengeluarkan darah.
Mereka justru lebih tampak segar dan sehat-sehat saja setelah digorok menggunakan sebilah pedang.
"Kekuatan alam sudah dimasukkan ke jiwanya. Sehingga yang dilihat bukan manusia, tetapi baja, berarti kekuatan alam sudah masuk. Seketika ada seperti itu saya tidak lihat orang sebagai manusia, tetapi ketika terlihat seperti baja baru kita lakukan (gorok)," katanya.
Ritual ini dilakukannya setiap Hari Saraswati. Hari turunnya ilmu pengetahuan.
Menurutnya, ia mendapatkan wahyu kekuatan alam pada dirinya ketika Saraswati.
"Karena menurut Beliau (Tuhan) dan masuk di hati pas turunnya ilmu pengetahuan, bagus pada saat ini karena yang saya dapatkan pada saat Saraswati," ucapnya.
Ia mengakui mendapat kekuatan alam tersebut dua kali. Yakni saat ia berusia 14 tahun dan 27 tahun.