Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Pria di Buleleng Kebal saat Lehernya Digorok Pedang

Pedang-pedang itu digorokkan ke bagian leher, perut, punggung dan tubuh para pria itu secara bergantian. Anehnya, tidak ada yang terluka.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sejumlah Pria di Buleleng Kebal saat Lehernya Digorok Pedang
Tribun Bali/Lugas Wicaksono
Sejumlah pria kebal saat bagian tubuhnya digorok pedang saat melaksakan ritual di Banjar Kaja Kangin, Desa/ Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, Sabtu (28/9/2015) petang. 

Ketika itu, ia didiagnosa dokter menderita sakit gagal ginjal dan harus cuci darah untuk bertahan hidup.

Sesaat sebelum cuci darah, ia mimpi didatangi orangtuanya beserta beberapa orang.

Dari mimpi itu, ia mendapatkan sesuatu yang menjadi nyata. Sesuatu yang ada di dalam mimpi itu berada di dalam kamarnya.

Ia diminta untuk menggunakannya untuk kesembuhan.

"Setelah saya lakukan, berangsur sakit saya hilang, dokter sampai heran, di mana berobat selain di sini?," ungkapnya.

Mulai dari situ Brit berpetualang menyusuri hutan, gua, dan perbukitan untuk lebih mengenal alam.

Sampai pada akhirnya ia menemukan kekuatan alam dan mempelajarinya.

Berita Rekomendasi

"Di sini sebenarnya untuk pengobatan, bukan untuk pamer kekebalan. Ada datang ke sini sakit, habis kecelakaan, ada masalah keluarga, bisa sembuh atau untuk rezeki. Sumber kekuatannya ya dari alam," katanya.

Kini ada sekitar 50 orang ikut Brit untuk melaksanakan ritual itu. Namun ia membatasi dan tidak sembarangan menerima orang untuk bergabung.

"Mau nggak dia mempelajari agama Bali, ajaran leluhur, ajaran ke dalam. Kadang orang itu sulit sekali untuk mau mempelajari ajaran leluhur," ucapnya.

"Ini ritual biasa, sembahyang biasa, penyerahan diri, pemujaan kita kepada Tuhan baru yang di Atas masuk ke kita," ujarnya.

Bali menurutnya adalah tanah yang memiliki banyak taksu.

Ada tiga kekuatan di Bali, yakni Pasungringgis, Gajahmada, dan Kebo Iwa.

"Ritual ini di mana saya meyakini suatu alam, di mana sekarang alam dilupakan, Ajaran Kertayuga, Tritayuga, Dwaparayuga, Kaliyuga hilang. Ajaran yang seribu tahun lalu saya bangkitkan lagi, di mana ajaran yang dulu adalah ajaran agama ke dalam, bukan ajaran agama ke luar, sekarang banyak agama keluar. Semakin banyak agama ke dalam maka dunia ini akan aman. Karena cukup hubungan kita sama Tuhan yang tahu, seperti yang kita lakukan sekarang," tandasnya.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas