Baron Teknopark Kembangkan Biodiesel Berbahan Baku Jelantah
BPPT akan menjadikan Baron Teknopark sebagai proyek pengembangan biodiesel berbahan baku minyak goreng bekas atau jelantah.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menjadikan Baron Teknopark sebagai proyek pengembangan biodiesel berbahan baku minyak goreng bekas atau jelantah.
Inovasi baru tersebut dilakukan setelah program pengembangan biodiesel berbahan baku biji jarak gagal dikembangkan.
Biodiesel berbahan baku minyak jelantah ini dikembangkan karena selain ramah lingkungan juga bahan bakunya mudah didapat.
Nantinya, bahan baku minya jelantah bisa dipasok oleh warga sehingga secara tidak langsung bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sekretaris Utama BPPT, Sony Sulistyawan mengatakan baron Teknopark memiliki mesin pengolahan biodiesel manual.
Artinya, mesin pengolahan yang memiliki kapasitas sekitar 250 liter tersebut bisa digunakan untuk mengolah biodiesel dari berbagai macam bahan baku.
Mulai dari biji jarak, biji nyamplung, hingga minyak goreng bekas.
Karena program pengembangan tanaman jarak gagal, maka akhirnya rencana pengolahan biodiesel di Baron Teknopark pun berhenti.
Untuk itulah, saat ini dimulai pengembangan biodiesel berbahan baku minyak jelantah.
“Masalah ini tidak hanya terjadi di Gunungkidul, karena hampir terjadi di seluruh proyek penanaman jarak di Indonesia."
"Jadi alat yang ada kita gunakan untuk pengembangan energy alternative yang lain,” kata saat ditemui di kawasan Baron Teknopark, Rabu ( 2/12/2015). (tribunjogja.com)