Mau Terhindar Virus Hepatisi A? Ini Tips dari Kadinkes Kota Bandung
Bisa dilihat dari tempat cuci piring, jika di satu tempat atau satu ember itu risiko penularan tinggi dan ktia tidak pernah tahu di antara pengunjung
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Masyarakat harus menjadi konsumen yang cerdas jika membeli makanan di luar rumah.
Perhatikan lingkungan tempat jajan dan perilaku penjual makanan tersebut. Apalagi jika penjual makanan atau minuman itu berpindah-pindah tempat.
"Bisa dilihat dari tempat cuci piring, jika di satu tempat atau satu ember itu risiko penularan tinggi dan ktia tidak pernah tahu di antara pengunjung yang sudah tertular," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, kepada Tribun di Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (14/12).
Kendati begitu, Ahyani mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir lantaran virus hepatitis A bisa sembuh dengan sendirinya dan tidak perlu diberi obat antibiotik maupun vaksinasi.
Menurutnya, masyarakat yang tertular harus meningkat daya tahan tubuh dan jangan menjadi penular bagi yang lain.
Adapun orang yang sudah terjangkit virus hepatisi A, lanjutnya, memiliki sejumlah tanda-tanda.
Di antaranya, warna air kencing menyerupai teh, mual, lemas, panas, dan kuning pada mata.
Menurutnya, masyarakat yang mengalami tanda-tanda seperti itu sebaiknya segera memeriksakan diri.
"Jarang mengakibatkan kematian tapi tergantung virusnya ganas, yang masuk banyak, dan daya tahan tubuh kita," ujar Ahyani seraya menyebut sejauh ini belum ada laporan warga Kota Bandung yang terjangkit virus hepatisi A. (cis)