Menelisik Asal Mula Peci dari Kisah Soekarno, Sunan Kalijaga hingga Laksmana Cheng Ho
Tak dipungkiri, Ir Soekarno adalah orang yang mempopulerkan peci Indonesia.
Editor: Robertus Rimawan
![Menelisik Asal Mula Peci dari Kisah Soekarno, Sunan Kalijaga hingga Laksmana Cheng Ho](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/peci-hitam-soekarno-dan-ridwan-kamil_20151214_134426.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Ada kesamaan penampilan antara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno.
Keduanya sama-sama tak meninggalkan tadisi dan atribut pakaian nasional berupa Peci atau Songkok di kepala.
Karena kesamaan itu, Ridwan Kamil kerap disebut-sebut sebagai Soekarno kecil.
Bahkan sakign khasnya peci bagi masyarakat Indonesia, Ridwan Kamil penah dikira sebagai presiden Indonesia oleh turis Jerman.
Tak dipungkiri, Ir Soekarno adalah orang yang mempopulerkan peci Indonesia.
Dalam banyak kegiatan kenegaraan, baik di dalam negeri maupun internasional, ia tak pernah melepaskannya.
Di masa penjajahan, Ir Soekarno mengenakan peci sebagai simbol pergerakan dan perlawanan terhadap penjajah.
Dalam buku otobiografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno bercerita bagaimana ia bertekad mengenakan peci sebagai lambang pergerakan.
Di masa itu kaum cendekiawan pro-pergerakan nasional enggan memakai blangkon, misalnya, tutup kepala tradisi Jawa.
Jika kita lihat gambar Wahidin dan Cipto memakai blangkon, itu sebelum 1920-an.
Ada sejarah politik dalam tutup kepala ini. Di sekolah "dokter pribumi", STOVIA, pemerintah kolonial punya aturan: siswa "inlander" (pribumi) tak boleh memakai baju eropa.
Lalu darimanakah asal ulus peci atau songkok itu? Konon, peci merupakan rintisan dari Sunan Kalijaga.
Pada mulanya beliau membuat mahkota khusus untuk Sultan Fatah yang diberi nama kuluk yang memiliki bantuk lebih sederhana daripada mahkota ayahnya, Raja terakhir Majapahit Brawijaya V.
Dikutip dari laman Wartamadani.com, Mahkota itu disebut Kuluk dan mirip kopiah, hanya ukurannya lebih besar.