Komplotan Garong Pembobol Mesin ATM Mau Jadi Petani Usai Keluar Penjara
Meski jago mengelas mesin ATM, tersangka SF menyebutkan hanya ingin bertani saja dan emoh jadi tukang las
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - EB (53) yang dituakan dalam kelompok pembobolan mesin ATM yang kembali diringkus Satreskrim Polresta Pekanbaru mengaku kapok dan ingin melanjutkan kehidupan dengan bertani.
"Saya punya tiga orang cucu. Uang hasil membobol mesin ATM itu saya pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya pelan disela-sela ekspose di Mapolresta Pekanbaru, Rabu (16/12/2015).
EB mengaku ikut melakukan kejahatan pencurian dengan pemberatan itu karena diajak oleh rekannya.
"Di Palembang saya bertani. Jadi saya mau bertani lagi kalau nanti keluar dari penjara, " terangnya.
EB sendiri berperan membantu rekannya yang fokus melakukan pengelasan mesin ATM.
"Saya bagian menyiram-nyiram kalau ada yang terbakar saat pengelasan, " ungkapnya.
Keinginan serupa juga disampaikan SF (37) yang bertugas sebagai tukang las.
"Saya seorang petani awalnya. Jadi saya mau bertani lagi, " ujarnya pelan.
Meski jago mengelas mesin ATM, namun SF menyebutkan hanya ingin bertani saja.
Kenapa tidak buka bengkel las saja, tanya seorang wartawan.
SF lantas menjawab, " saya mau bertani saja, " ujarnya pelan.
Selain EB dan SF, polisi juga meringkus MZ, MA dan EA.
Kelimanya ditangkap saat baru saja menghirup udara bebas pada tanggal 13 Desember 2015 di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA, Pekanbaru.
Kelimanya terancam kurungan penjara selama tujuh tahun sesuai dengan pasal 363 KUHP.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.