Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setiap Bulan, 20 Jenazah WNI Lalui Pintu Perbatasan Entikong

Pihaknya acapkali mengalami kebingungan dalam melakukan koordinasi dengan pihak mana saja.

Penulis: Novi Saputra
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Setiap Bulan, 20 Jenazah WNI Lalui Pintu Perbatasan Entikong
net

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK  -   Pos Lintas Batas Entikong tiap bulan menerima pengiriman jenazah Warga Negara Indonesia (WNI).

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Pontianak, Sumarsinah.

Ia bahkan mengatakan beberapa kesempatan, jenazah dalam keadaan yang tidak utuh misalnya akibat serangan buaya.

Pihaknya acapkali mengalami kebingungan dalam melakukan koordinasi dengan pihak mana saja.

"Karena ada jenasah yang tidak utuh, misal TKI illegal dan sebagainya, kalau diperiksa apa perlu koordinasi dengan Polri , banyak jenasah yang dikirim pulang ," kata Sumarsinah saat Focus Group Discussion mengenai wilayah perbatasan dan menghadapi Masyarakat ekonomi Asean di Mapolda Kalbar, Selasa (29/12/2015)

Namun usai pemaparan kepada awak media, ia enggan memberikan penjelasan lebih jauh mengenai arus lalu lintas diperbatasan ,terutama yang berkaitan dengan sektor mereka dibidang pemeriksaan kesehatan.

Berita Rekomendasi

"Lebih tepatnya ke Konsulat Jenderal ," tukas seorang staffnya

Dihubungi terpisah, Sekretaris III Konsulat Jenderal Kuching, Marisa Febriana Wardani menuturkan tingkat kematian WNI atau TKI di Sarawak Malaysia cukup tinggi.

"Pertahun bisa mencapai 200, artinya dalam sebulan saja bisa hampir 20 jenazah," kata Marisa melalui WhatsApp nya kepada Tribunpontianak.co.id

Kematian yang dialami macam-macam sebabnya, sebab Serawak merupakan destinasi pilihan warga asal Indonesia atau Kalbar khususnya untuk pergi berobat hingga mencari pekerjaan.

"Kematian macem-macem mas, datri TKI Ilegal, Sampe yang sekadar berobat. sebabnya juga banyak misalnya kecelakaan kerja, mengalami pembunuhan bahkan pernah ada yang dimakan buaya," kata Marisa. (nop)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas