Mahasiswa UIN Medan Tak Sadar Jadi Korban Gendam
Isra Purnama (23), warga Kabupaten Mandailing Natal mendatangi Polsekta Percut Seituan bersama temannya karena korban guna-guna.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Isra Purnama (23), warga Kabupaten Mandailing Natal mendatangi Polsekta Percut Seituan bersama temannya pada Senin (4/1/2016) siang.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Medan ini mengaku korban rampok modus hipnotis, guna-guna atau gendam, setelah baru turun dari Angkutan Kota 130.
"Sesampainya di Jalan Pancing saya kemudian turun dari angkot. Setelah itu, saya didatangi seorang pria," cerita Isra yang mengaku tidak mengenal pria tersebut.
Tak lama kemudian, pria yang mengendarai motor Yamaha Muo berpura-pura menanyakan posisi Jalan Tuasan, tempat seorang dokter membuka praktik.
"Laki-laki itu bilang, dia mau membawa ibunya ke dokter. Katanya dokter itu praktek di Jalan Tuasan," imbuh Isra.
Lantaran tak mengenal pelaku, Isra menolak. Namun, pelaku terus mendesak Isra hingga akhirnya ia menuruti permintaan pelaku.
"Karena saya kasihan, saya kemudian naik ke atas motornya. Saat di jalan, pelaku meminta saya meletakkan tas sandang saya di depan. Alasannya, dia kesulitan membawa motor. Saat itu, saya langsung percaya saja. Entah kenapa bisa begitu," kata Isra.
"Setelah tas itu saya berikan, tiba-tiba pelaku menjatuhkan kertas berisi alamat di jalan. Dia pun menghentikan motornya," ungkap korban.
Saat itu, Isra diminta pelaku untuk mengambil kertas tersebut. Karena Isra percaya, ia kemudian turun dari motor. "Sewaktu saya turun dari motor, pelaku langsung kabur," kata Isra.
Akibat kejadian ini, Isra kehilangan tas berisi ponsel pintar merk Samsung Galaxy 5360, KTP, ponsel LG, berkas-berkas kuliah, power bank dan flashdisk.