Hujan Tidak Merata Sawah di Perbatasan Timor Leste Tidak Bisa Digarap
Warga memilih menanam tanaman holtikultura, agar bisa menghidupi keluarga mereka, di musim panceklik seperti saat ini.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA - Puluhan hektar sawah di Desa Naikasa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, NTT di perbatasan dengan Timor Leste, sampai saat ini tidak bisa digarap.
Penyebabnya adalah tidak ada pasokan air dan tidak meratanya musim penghujan tahun ini.
Para petani yang sudah melakukan pembibitan dan telanjur menanam, terpaksa hanya bisa pasrah karena anakan padi yang sudah disemai, mulai layu dan hampir kering.
Salah seorang petani di Desa Naikasa, Arnold Seran kepada wartawan, Jumat (15/1/2016) mengatakan, semua petani di desa itu terancam gagal panen sehingga mereka mulai mencari alternatif.
“Kita saat ini sedang krisis air. Embung yang biasa dipakai semua petani dan warga untuk memasok air ke areal persawahan saat ini sudah kering,” kata Arnold.
Arnold menambahkan, ia bersama warga lainnya lebih memilih untuk menanam tanaman holtikultura, agar bisa menghidupi keluarga mereka, di musim panceklik seperti saat ini.
Kini para petani hanya bisa berharap agar musim penghujan segera turun dengan merata, karena jika sampai Februari, hujan tak kunjung turun, maka gagal panen yang berujung bencana kelaparan akan terjadi.
Dihubungi secara terpisah, Kepala BMKG Lasiana Kupang, Juli Setiyanto mengimbau kepada masyarakat agar kreatif menghadapi fenomena El Nino yang akan berlangsung hingga Februari.
“Kita imbau kepada masyarakat, khususnya para petani agar menanam tanaman umur pendek dan yang bertahan tanpa air, karena hampir seluruh wilayah Indonesia sedang dilanda El Nino,” ujar Juli.